Sejak Muda, Hang Tuah dan keempat sahabatnya adalah pemuda yang tangguh dan berani, serta jiwa kepahlawanan dalam mengalahkan para perompak. Suatu hari, Hang tuah dan keempat sahabatnya di angkat menjadi prajurit atau pengawal di istana Malaka. Hang Tuah dan keempat sahabatnya melaksanakan berbagai tugas yang diberikan oleh Sultan, salah satunya yaitu mengalahkan pahlawan Jawa bernama Taming Sari dan mendapatkan keris sakti yang juga bernama Taming Sari.
Atas keberhasilan Hang Tuah dan keempat sahabatnya dalam menjalankan berbagai tugas yang diberikan oleh Sultan, membuat para pejabat di Istana Malaka iri dan dan merencanakan niat buruk pada Hang Tuah dan keempat sahabatnya. Suatu hari, Hang Tuah di tuduh oleh para pejabat melakukan hal buruk pada Dayang istana. Kesultanan yang mendengar kabar tersebut membuat sultan marah besar dan menyuruh Bendahara (perdana menteri) untuk melaksanakan hukuman mati pada Hang Tuah. Akan tetapi, bendahara mengetahui fitnah dan kebohongan yang dituduh kepada Hang Tuah, sehingga bendahara tidak melaksanakan hukuman mati yang di perintahkan oleh Sultan, melainkan menyembunyikan Hang Tuah di suatu tempat.
Keempat sahabat Hang Tuah mengira Hang Tuah suda di hukum mati. Atas hal tersebut, salah satu sahabat Hang Tuah yaitu Hang Jebat memberontak dan membuat kekacauan pada Istana Malaka. Hang jebat adalah salah satu sahabat Hang Tuah yang sangat mencintai dan membela Hang Tuah. Kekacauan Yang terjadi membuat Sultan Kesal karena Hang Jebat hanya bbisa dikalahkan oleh Hang Tuah itu sendiri. Kericuhan yang terus terjadi membuat san Bendahara menemui Hang Tuah di suatu tempat. Bendahara meminta Hang Tuah untuk kembali pada Istana Malaka menyelesaikan masalah dan kericuhan yang di sebebkan Hang Jebat. Hang Tuah pun kembali pada Istana Maluku dan bertemu dengan Sahabatnya yaitu Hang Jebat. Bertemu dengan sang Sultan, Sultan meminta Hang Tuah untuk menenangkan Hang Jebat yang mebuat kericuhan. Dalam masalah ini, Hang Tuah diberikan dua pilihan yaitu melaksanakan perintah sang Sultan atau persahabatan.
Setelah konflik mereda, Hang Tuah kembali ke istana dan di angkat oleh sang Sultan menjadi laksamana, menjalankan berbagai misi dan diplomatik ke negara asing dan melindungi istana Malaka dari serangan musuh. Menjelang akhir, Hang Tuah di berikan satu tugas terakhir yaitu mengawal Puteri Gunung untuk sang Sultan. Puteri Gunung memberikan syarat mustahil pada Hang Tuah. Atas hal itu, Hang Tuah merasas kecewa dan menyadari bahwa sang Sultan tidak pantas memimpin. Dalam perjalanannya, Hang Tuah melempar keris sakti yang dulu ia pernah dapatkan melalui pertarungannya dengan pahlawan Tamin Sari ke laut, meninggalkan pepatah "Takkan Melayu Hilang Dari Dunia".Â
Ng TaurenÂ
X Akuntansi
Sekolah Elsadai Batam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!