Kawan-kawan yang tengah berjuang menyelesaikan studi, mental harus ditata kuat. Jangan mudah menyerah. Saat penelitian, hambatan begitu mudah datang. Kadang hambatan datang dari lokasi penelitian.Â
Kadang pada soal teknis seperti komputer rusak. Kadang dari pembimbing yang koreksiannya membikin sakit kepala level dewa. Kadang dari sebab lain yang tidak terduga.
Semua harus dihadapi. Jangan dihindari. Dihadapi itu membuka peluang selesainya persoalan. Mungkin tidak mudah dan membutuhkan proses panjang berliku. Tetapi itu menunjukkan adanya usaha untuk melakukan penyelesaian atas masalah yang dihadapi.
Jika dihindari, masalah tidak akan selesai. Dalam jangka waktu tertentu, masalah akan semakin membesar.Â
Bisa juga muncul masalah baru yang berkelindan dengan masalah lama. Menghindari masalah tidak akan menyelesaikan masalah tetapi menabung masalah. Suatu saat tabungan itu akan kita panen.
Ada banyak cara untuk segera mengerjakan tugas akhir. Sekali lagi, tugas akhir jangan hanya dipikir saja, tetapi segera ditindaklanjuti dalam tindakan.Â
Namun tidak semua mahasiswa bisa menemukan cara mengerjakan tugas akhir. Mereka yang tidak memiliki prasyarat bagi ditemukannya cara untuk mengerjakan tugas akhir pada realitasnya hanya berkutat dari satu kebingungan ke kebingungan selanjutnya.
Menurut saya ada beberapa hal yang sebaiknya menjadi tradisi agar saat mengerjakan tugas akhir bisa terkurangi dari persoalan teknis dan substantif.Â
Terkurangi karena tidak mungkin tidak ada masalah sama sekali. Masalah itu bagian dari kehidupan, termasuk saat menyelesaikan tugas akhir.Â
Jadi bagi mahasiswa yang sedang menulis tugas akhir, jangan berdoa agar tidak menemui masalah. Lebih baik doanya adalah meminta agar diberikan kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
Pertama, banyak membaca. Membaca dan membaca adalah kunci penting agar tugas akhir bisa diselesaikan. Mustahil ada tugas akhir yang bisa diselesaikan secara baik oleh mereka yang tidak memiliki tradisi membaca yang kuat.Â
