Mohon tunggu...
Ngainun Naim
Ngainun Naim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis buku JEJAK INTELEKTUAL TERSERAK (2023). Dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Jawa Timur. Pengelola http://www.spirit-literasi.id. dan http://www.ngainun-naim.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bertemu Sahabat-Sahabat Luar Biasa

13 Mei 2022   17:19 Diperbarui: 13 Mei 2022   17:23 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sahabat memiliki peranan besar dalam hidup saya. Mereka bukan sekadar orang yang pernah saya kenal tetapi juga teman dialog, diskusi, dan saling berkomunikasi. Perjalanan hidup yang kadang membuat terpisah jarak dan waktu. Ketika kembali bertemu, ada bahagia yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Februari lalu saya menemui dan dipertemukan dengan sahabat-sahabat di beberapa tempat. Minggu tanggal 20 Februari, usai takziah meninggalnya mertua Dr. KH. Muhammad Muntahibun Nafis di Kranggan Pakuncen Banyumas, saya mampir ke UIN SAIZU Purwokerto. Di sana saya menemui Dr. Suwito, Dr. Muhammad Misbah, dan Pak Mahmudin, M.Ag.

Dr. Suwito kawan lama. Dulu kami sesama pengelola jurnal kampus. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN SAIZU ini merupakan dosen yang produktif berkarya. Sekarang beliau sedang berproses dalam pengurusan Guru Besar.

Dr. Muhammad Misbah merupakan Kaprodi S2 PAI UIN SAIZU. Kami pernah bersama selama 10 hari dalam Pelatihan Penelitian di Jakarta pada tahun 2016. Kami kemudian sering bertemu karena beliau merupakan Sekretaris LP2M. Sekarang beliau Kaprodi S2 PAI UIN SAIZU.

Pak Mahmudin, M.Ag merupakan Kepala MTsN 4 Kebumen. Saya baru pertama kali bertemu muka dengan beliau. Namun secara virtual saya sudah tiga kali mengisi acara beliau. Kandidat doktor UIN SAIZU ini menemui saya saat menikmati sate khas Banyumas di sebuah warung.

Usai bertemu ketiga sahabat, saya dan Mas Ginanjar serta driver Mas Zuhri pulang ke Tulungagung. Perjalanan dimulai jam 7 malam. Kembali kami menelusuri jalanan di pegunungan yang menghubungkan Purbalingga menuju Pemalang. Selanjutnya kami melalui tol panjang Pemalang Kertosono. Setelah hampir 24 jam, kami kembali sampai kampus. Nyaris sehari semalam di perjalanan.

Tidur beberapa jam tidak membuat tubuh seger. Begitu bangun saya meluncur ke kampus. Dengan tubuh masih agak goyang karena kurang tidur, saya kedatangan tamu sahabat kuliah semasa S-1 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Beliau Mas Choirul Anam.

Tentu ini merupakan kebahagiaan tak terkira. Bertahun-tahun kami hanya komunikasi lewat WA. Senin pagi kami bertemu muka. Beliau menjadi pendamping Porseni MI Jawa Timur yang salah satu lokasi kegiatannya di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, tempat saya mengabdi.

Kami pun berbincang hangat tentang banyak hal. Tentu kenangan ketika kuliah juga menjadi bagian dari perbincangan. Mengenang bagaimana culun dan lugunya kami waktu itu. Sebelum berpisah saya memberikan kenangan buku tentang almarhum Bapak saya.

Siang hari kantuk berat menyerang. Setelah perjalanan jauh membuat saya memutuskan pulang siang hari. Saya harus istirahat. Memaksakan diri tetap bekerja tampaknya bukan pilihan bijak.

Sorenya saat bangun tidur ada telepon masuk. Ternyata dari teman satu asrama di Pondok Denanyar Jombang, yaitu Sukarwan. Sebagaimana Mas Awan, Sukarwan menjadi official Porseni MI dari Kabupaten Ngawi. Beliau dan tim menginap di Ma'had Al-Jamiah UIN SATU Tulungagung.

Karena saya sudah di rumah, saya berjanji menemui beliau esoknya. Sesaat usai telepon dari Sukarwan, saya memberitahu Habib Arba'i yang juga teman di Denanyar yang tinggal di Tulungagung tentang keberadaan Sukarwan. Beliau pun langsung kontak dengan Sukarwan dan esok harinya menemui Sukarwan.

Esoknya usai jam kerja saya temui Sukarwan. Kami berbincang tentang banyak hal. Rasanya bahagia sekali. Perjumpaan setelah sekian puluh tahun sungguh menyenangkan.

Saya berjumpa lagi dengan sahabat pada saat takziah atas wafatnya Mertua Bapak Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. Saat itu saya bertemu dengan Dr. KH. Sholahudin Fathurrahman. Pengasuh Asrama Al-Bisri PP Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang ini pernah menjadi teman sekelas selama setahun. Tentu ini kesempatan yang sungguh membahagiakan. Kami pun berkisah tentang banyak hal.

Sahabat banyak jumlahnya. Ada yang datang, pergi, dan bertahan. Datang karena mereka adalah sahabat baru. Pergi karena tuntutan hidup dan nasib. Bertahan karena kami dipertemukan takdir sehingga terus bisa berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kamus hidup saya, sahabat sangat besar artinya. Jangan sampai membangun permusuhan. Hidup ini terlalu mahal jika dipakai untuk bermusuhan. Salam.

Trenggalek-Tulungagung, 23+25 Februari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun