Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Danau Toba, Kekasih Hati yang Selalu Dirindukan

26 September 2021   21:15 Diperbarui: 26 September 2021   21:19 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesona Danau Toba.Sumber :Disini

Indonesia adalah hamparan kepulauan tropis yang sudah terkenal diseluruh dunia sebagai "kepingan surga" karena keindahan wisata alam dan keramahan warganya.

Di media sosial,begitu banyak testimoni wisatawan asing yang sudah pernah berkunjung ke berbagai tempat wisata alam di Indonesia selalu merasa rindu untuk kembali lagi ke sini.Berbekal kenyataan tersebut,Kemenparekraf yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pariwisata dan di bidang ekonomi kreatif, menggelorakan kampanye "Wonderful Indonesia" yang bermakna sebagai janji pariwisata Indonesia kepada dunia.

"Wonderful" atau "Pesona" mengandung janji bahwa Indonesia kaya dengan ketakjuban, dari segala warga maupun alamnya, yang mengusik kalbu dan menjanjikan pengalaman baru yang menyenangkan dan tak terlupakan.Indonesia percaya bahwa dunia akan menjadi tempat yang lebih baik ketika semua orang di seluruh dunia berkesempatan menikmati "Wonderful Indonesia".

Danau Toba,Jantung Peradaban Budaya Masyarakat Batak

Siapa masyarakat Indonesia yang tidak mengenal Danau Toba.Dari murid SD sampai masyarakat umum begitu familiar dengan Danau Toba walaupun belum pernah berkunjung kesana. Di jaman digital sekarang ini,begitu banyak foto foto yang menakjubkan mengenai keindahan panorama alamnya dari berbagai sisi Danau Toba berseliweran di dunia maya di berbagai platform media sosial dan kanal berita pariwisata. Yups,danau yang jauh dari keramaian dan berlokasi di pedalaman Bukit Barisan itu memang istimewa.

Mengutip dari situs Wonderful Indonesia,Danau Toba adalah sebuah keajaiban alam yang sangat menakjubkan. Proses terbentuknya danau ini diperkirakan dari letusan dahsyat sebuah gunung api, Gunung Toba, yang terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu. Dengan luas danau lebih dari 1.145 kilometer persegi dan kedalaman 450 meter, Danau Toba sebenarnya lebih mirip lautan daripada danau. Uniknya di tengah danau vulkanik terbesar di dunia ini juga terdapat sebuah pulau yang berukuran cukup besar, yaitu Pulau Samosir.

Saatnya kita mulai menyusuri berbagai "Heritage of Toba" yang akan membuat kita semakin cinta dengan budaya dan wisata Indonesia.Kita mulai dari kota Balige yang berada tepat di pesisir Danau Toba.Terdapat museum TB Silalahi,kita bisa menemukan berbagai macam artefak dan berbagai macam foto hitam-putih zaman orang Batak dulu. Sebelumnya kita akan disambut dengan upacara dan musik Batak Toba.

Pulau Sibandang  Sumber : Disini
Pulau Sibandang  Sumber : Disini

Selanjutnya dari Balige menuju ke Pulau Sibandang. Di Pulau ini masih banyak ditemui rumah rumah tradisional milik warga sekitar.Keindahan pasir pantai di pulau ini merupakan salah satu destinasi terbaik di kawasan Danau Toba.Selain itu,di pulau inilah Ulos Harungguan yang terkenal itu dibuat secara tradisional di Desa Papande.Kain ulos ini tenunan yang melekat dengan kebudayaan Batak,baik Batak Toba,Batak Karo,Batak Pakpak Dairi,Batak Simalungun maupun Batak lainnya.Disini kita juga bisa menikmati budaya Hoda-Hoda,salah satu ritual kuno masyarakat Sampuran yang di padukan dengan tarian Mossak,sejenis bela diri khas Batak. Pulau Sibandang juga dikenal dengan salah satu penghasil mangga yang manis dan lezat di sekitaran Danau Toba dan dijual ke berbagai daerah di provinsi Sumatera Utara.

Lembah Bakkara yang mirip dengan Lembah Stryn di Norwegia. Sumber : Disini
Lembah Bakkara yang mirip dengan Lembah Stryn di Norwegia. Sumber : Disini
Selanjutnya kita menuju ke Bakkara,tempat dimana Istana Sisingamangaraja berdiri dengan megah.Di tempat inilah pusat Kerajaan dan kebudayaan Batak berada.Bagi Masyarakat Batak,kewibawan Dinasti Sisingamangaraja bukan dari penaklukan seperti kerajaan lainnya namun Dia dianggap Raja setengah Dewa yang bisa berkomunikasi dengan alam yang lebih tinggi.

Istana Sisingamangaraja di Desa Simamora. Sumber : Disini
Istana Sisingamangaraja di Desa Simamora. Sumber : Disini

Di Bakkara ini kita bisa menemukan banyak mata air dan air terjun yang bagi masyarakat setempat dinyakini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.Keluar dari Bakkara,kita menyusuri dinding barat Danau Toba yang terjal namun sangat indah pemandangannya.

Tujuan selanjutnya masih di pulau Samosir adalah Desa Harian Boho,desa tempat penyair legendaris Indonesia,Sitor Situmorang dilahirkan.Penyair yang banyak menulis tentang syair keindahan desanya yang berada di kaki bukit Holbung.Bukit yang dijuluki Bukit Teletubbies karena dihiasi rerumputan hijau.Ada kearifan lokal yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Desa Harian Boho hingga saat ini yakni setiap tamu yang berkunjung disarankan untuk tidak makan dengan bekal yang dibawa melainkan menikmati hidangan tuan rumah.

Jangan lupa,bagi wisatawan yang berkunjung ke Harian Boho belum lengkap rasanya bila belum menikmati api unggun sambil di iringi musik tradisional Toba,bernyanyi dan menari tor-tor bersama warga Toba di pinggir Danau Toba tanpa kostum dan tanpa penggeras suara. Rasa persaudaraan begitu kental terasa.

Bukit Holbung di Kabupaten Samosir dok.DinPar Kabupaten Samosir
Bukit Holbung di Kabupaten Samosir dok.DinPar Kabupaten Samosir
Tak jauh dari Bukit Holbug,terdapat Menara Pandang Tele.Dimana dari lantai paling atas, Kita disuguhi pemandangan perbukitan berbaris, permukiman warga, persawahan, dam air terjun dari balik perbukitan yang terlihat kecil lantaran jaraknya cukup jauh.Air Terjun Efrata jangan sampai ketinggalan untuk disinggahi.Menawarkan panorama air terjun yang diapit oleh perbukitan.Dan yang lagi viral belum lama ini adalah Pemandangan Bukit Si Bea-Bea dimana terdapat jalan mulus beraspal yang berkelok kelok menuju ke tempat Patung Yesus Kristus akan dibangun.

Lokasi Patung Yesus Kristus di bukit Sibea-bea. Dok:disini
Lokasi Patung Yesus Kristus di bukit Sibea-bea. Dok:disini
Di tengah Pulau Samosir terdapat sebuah bukit yang bagi masyarakat Batak Toba menjadi kawasan keramat karena dipercaya sebagai tempat untuk pertama kalinya Sang Pencipta alam semesta menampakkan diri. Bukit Pusuk  Buhit namanya.Si Boru Deak Berujar atau Mitos Penciptaan Toba, demikian masyarakat Batak Toba mempercayainya. Keunikan lainnya di Bukit Pusuk Buhit ini adalah adanya Sumur tujuh rasa. Ya,sumur yang memiliki 7 pancuran dengan rasa air yang berbeda beda.Ada rasa asin, tawar, asam, kesat serta rasa yang lainnya.Keren,khan!

Bukit Pusuk Buhit.Sumber : Disini
Bukit Pusuk Buhit.Sumber : Disini

Kini saatnya kita menuju ke sisi utara dari Pulau Samosir ini.Menuju ke desa Tuktuk Siadong namanya.Saat ini lebih dikenal sebagai kampung turis karena begitu banyak wisman yang berkunjung ke desa tersebut dan menghabiskan waktu berminggu-minggu di Danau Toba.Daya tarik desa ini adalah keindahan alamnya yang masih asri dan terjaga dengan baik.Maka pantas sekali  Festival Danau Toba 2013 diadakan di desa Tuktuk ini.

Pesona Desa Tuktuk Siadong, 'Kampung Turis' di Semenanjung Kecil Danau Toba.Sumber : Disini
Pesona Desa Tuktuk Siadong, 'Kampung Turis' di Semenanjung Kecil Danau Toba.Sumber : Disini

Bergeser sedikit dari Desa Tuktuk,terdapat Museum Huta Bolon Simanindo.Di lingkungan museum terdapat beberapa makam raja raja Batak beserta keluarganya dengan bentuk makam yang khas sekali.Selain itu,di lingkungan Huta Bolon tersebut terkenal dengan Tarian Boneka Si Gale Gale.Boneka kayu yang dibuat mirip seperti manusia.

Oh ya,di desa Silimalombu terdapat wisata ecovillage yang pernah dikunjungi oleh Raja dan Ratu Belanda pada 13 Maret 2020.Berkonsep "botanical garden" membuat wisatawan yang berkunjung ke desa wisata ini merasa menyatu dengan alam yang ada di sekitar desa.

Masih banyak lagi destinasi wisata alam yang unik dibalut kearifan local masyarakatnya di sekitar Pulau Samosir serta pesisir Danau Toba yang belum terekspose oleh masyarakat umum.Sekelumit "Heritage of Toba" tersebut diatas membuktikan bahwa Danau Toba menyimpan berjuta pesona yang tidak akan habis di jelajahi hanya dalam waktu singkat.

Untuk melestarikan budaya serta keasrian alam Danau Toba tersebut,UNESCO badan PBB yang mengurusi pendidikan,Keilmuan dan Kebudayaan melalui Sidang ke 209 di Paris Perancis tanggal 7 Juli 2020 menetapkan Kaldera Toba (kesatuan wilayah Danau Toba dan Pulau Samosir) sebagai UNESCO Global Geopark.

Dengan adanya penghargaan tersebut,dibutuhkan persiapan di segala aspek untuk mengantisipasi membludaknya kunjungan wisatawan ke Danau Toba pasca pandemi covid19 bisa dikendalikan. Berdasarkan data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan General Manager hotel di beberapa kabupaten di sekitaran danau Toba,pertumbuhan hotel yang tinggi sejak 2016 disebabkan oleh peningkatan aksesibilitas ke Danau Toba, terutama aksesibilitas darat antara Medan -- Karo via Berastagi dan Medan -- Simalungun via Pematang Siantar, serta pembukaan Bandara Silangit. Investasi hotel-hotel baru di Berastagi, Parapat, dan Balige mencakup penyediaan fasilitas Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE), serta pengembangan hotel butik-kontemporer untuk mengakomodir kebutuhan pasar millennials.Masifnya penyedian fasilitas MICE tersebut bertujuan agar event event MICE di Indonesia aja.

Selain meningkatkan kunjungan wisatawan ke Danau Toba juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar danau Toba.Sehingga roda perekonomian masyarakat di sekitar Danau Toba dapat bergerak dengan aktif.

Sementara itu Kemenparekraf telah menetapkan Danau Toba sebagai DSP (Destinasi Super Prioritas) Toba dengan menyiapkan pengembangan Danau Toba dengan konsep pariwisata berkelanjutan termasuk peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia.Serta tetap mengedepankan pariwisata berkelanjutan yang ramah lingkungan berbasis alam dan budaya. Untuk jangka panjang,ada baiknya Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Danau Toba (BPOPDT) diberikan keluasaan  yang lebih besar  sehingga berani mengambil keputusan strategis secara tepat dan cepat.Kawasan sekitar Danau Toba yang masih kosong bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk pendirian institusi pendidikan bidang  ilmu pariwisata maupun pendukungnya seperti bidang kedokteran.

Semoga rencana besar dari Kemenparekraf ini dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan sukses sehingga Danau Toba tetap akan menjadi kekasih hati yang dirindukan para wisatawan domestik maupun mancanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun