Mohon tunggu...
Bbgnn  bnnhghc
Bbgnn bnnhghc Mohon Tunggu... Bngn bbgn jjh

Hgbgnn hhncbvf bgggdb bngnnbv nnvbgj

Selanjutnya

Tutup

Financial

Rahasia Finansial Orang Cina: Dari Nol Jadi Sultan dengan Strategi Sederhana

22 Februari 2025   14:14 Diperbarui: 1 Maret 2025   12:00 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Strategi Kaya Raya ala Orang Cina: Cara Cerdas Mengelola Uang dan Bisnis (sumber: Pinterest by The Guardian)

"Jangan habiskan uang sebelum menghasilkan lebih banyak." -- Prinsip yang dipegang erat oleh banyak pengusaha sukses.

2. Mengelola Keuangan dengan Prinsip 30-70

Banyak orang Cina menerapkan prinsip 30% konsumsi, 70% investasi dan tabungan. Artinya, hanya sebagian kecil dari penghasilan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sementara sebagian besar dialokasikan untuk pertumbuhan aset jangka panjang seperti bisnis dan investasi.

Bagaimana cara menerapkannya?

  • 30% untuk kebutuhan sehari-hari (makan, transportasi, hiburan minimal).
  • 20% untuk tabungan darurat.
  • 30% untuk investasi (bisnis, saham, properti).
  • 20% untuk pengembangan diri (pendidikan, pelatihan, networking).

Dengan cara ini, uang tidak hanya dihabiskan, tetapi diolah untuk menghasilkan lebih banyak kekayaan.

3. Fokus pada Bisnis dan Bukan Gaji

Banyak orang terjebak dalam pola pikir mencari pekerjaan dengan gaji tetap. Sementara itu, orang Cina lebih cenderung membangun bisnis, meskipun kecil. Mereka lebih suka memiliki toko sendiri, berdagang, atau memulai usaha jasa, karena ini memberikan peluang pertumbuhan finansial yang jauh lebih besar daripada hanya mengandalkan gaji bulanan.

"Lebih baik memiliki keuntungan kecil dari banyak transaksi daripada satu gaji besar yang stagnan."


Mengapa bisnis lebih diutamakan?

  • Potensi keuntungan lebih besar dibandingkan gaji tetap.
  • Ada peluang ekspansi tanpa batas.
  • Bisa diwariskan ke generasi berikutnya.


4. Berani Berutang untuk Produktivitas, Bukan Konsumtif

Berutang sering kali dianggap buruk, tetapi orang Cina memahami perbedaan antara utang produktif dan konsumtif. Mereka tidak ragu mengambil pinjaman jika itu digunakan untuk mengembangkan bisnis atau membeli aset yang nilainya akan meningkat. Sebaliknya, mereka menghindari utang konsumtif seperti membeli barang mewah yang hanya menambah beban finansial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun