Mohon tunggu...
Satya Hedipuspita
Satya Hedipuspita Mohon Tunggu... -

Nama saya Satya, diambil dari bahasa Sanskrit yang berarti kebenaran. Kebenaran sejati bukan saya, tetapi saya mengikuti Dia yang adalah kebenaran sejati dan kehidupan sejati. Karena nama ini diberikan orang tua saya bagi saya, maka saya akan berjuang sebagai pewarta kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama Relasi

18 Februari 2016   08:02 Diperbarui: 18 Februari 2016   08:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Semua orang berhak atas kesempatan kedua."][/caption]

Rata-rata Kristen tidak asing dengan istilah Hukum Kasih. Istilah yang paradoks ini penting dan sangat mendasar, yang walaupun setiap hari Minggu disebut dan dibacakan tidak sedikit yang tidak mengerti maknanya. Banyak orang terjebak dengan istilah Hukum Kasih dengan hanya memperhatikan kata pertama atau kata kedua saja. Padahal bila diperhatikan maka ternyata bahwa yang utama dalam kekristenan bukanlah hukum saja atau kasih saja, melainkan hukum dan kasih yang berjalan seiring dan tidak berat sebelah.

Ketika ditanya mengenai hukum yang utama, Yesus menyatakan bahwa hukum yang pertama dan terutama adalah mengasihi TUHAN Allah, dan hukum yang kedua, yang sama dengan hukum yang pertama, adalah mengasihi sesama. Ketika berbicara mengenai hukum yang terutama Yesus tidak berbicara soal aturan-aturan ibadah, tata cara penyembahan, kegiatan-kegiatan yang wajib dilakukan, maupun hari-hari khusus yang dikeramatkan, Ia berbicara tentang kasih, yang hanya dapat dibentuk dan dipercakapan dalam relasi. Kenyataan ini menuntun kita untuk melihat bahwa Kekristenan pada hakekatnya adalah agama relasi. Tuhan tidak menuntut kita melakukan ritual-ritual tertentu yang mengikat, Dia tidak menuntut kita untuk melakukan aktivitas tanpa relasi.

Tuhan menciptakan kita bukan seperti para ilmuwan menciptakan robot. Robot tidak punya kehendak. Robot hanya bertindak seperti yang dikehendaki pembuatnya. Ketika robot melayani pembuatnya itu karena program yang dipasangkan pembuatnya pada robot. Pelayanan yang dilakukan bukan karena keinginan pribadi robot, tetapi keinginan pembuatnya. Demikian juga untuk semua tindakan yang lain dari robot adalah karena program yang dipasang pembuatnya dan bukan karena yang robot itu mau untuk lakukan sendiri. Manusia bukan robot yang tidak memiliki keinginan. Manusia adalah mahluk yang memiliki kehendak, berpribadi, sehingga respon yang diberikan oleh manusia itu mencerminkan keadaan hatinya, menunjukkan kehendaknya. Karena tanpa kehendak, perasaan dan kasih yang manusia wujudkan hanyalah fatamorgana.

Namun demikian kehidupan keagamaan saat ini sangat diwarnai bentuk-bentuk religiusitas lebih dari spiritualitasnya. Doktrin-doktrin gereja juga mengarah pada aturan-aturan dan tata cara dalam menjalani peribadatan. Kekristenan kehilangan esensinya karena semua tindakan bersifat formal. Semua ada aturannya, namun tidak berarti semua harus diatur. Apa maknanya persembahan, bila hanya bicara soal uang? Apa makna pelayanan bila hanya bicara soal kegiatan? Apa makna doa kalau hanya kata-kata? Apa makna Kristen bila tanpa relasi? Jadi pertanyaan mendasarnya adalah bagaimana relasi kita dengan TUHAN Allah?

Memiliki relasi artinya memiliki pengenalan yang benar. Saya sangat yakin bahwa TUHAN Allah semesta alam mengenal satu persatu individu, bukan hanya kulit dan wujud kemanusiaannya tapi hingga kedalaman hati yang tersembunyi. TUHAN adalah Allah yang melihat yang tersembunyi, yang tidak dilihat orang, yang tidak diketahui sesiapapun di ketahui oleh Dia. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita memiliki pengenalan yang benar tentang Dia yang kita katakan kita percaya? Apa buktinya kita percaya kepada Dia? Apakah karena kita melakukan ritual-ritual yang biasa dilakukan orang percaya maka kita dapat mengklaim bahwa kita percaya Dia? Ada masa dimana walaupun saya membaca berpasal-pasal Kitab Suci, berdoa dengan bahasa yang dipuji orang, saya tidak cukup yakin saya sungguh mengenal Dia. Dia begitu unik, sedemikian sehingga saya tidak mampu memahaminya dengan utuh. Setiap hari ada saja keajaiban baru yang Dia lakukan, yang Dia ajarkan. Tidak pernah Dia memberikan jalan keluar untuk setiap masalah yang sepertinya sama dengan cara yang sama. Bahkan apa yang menurut saya mungkin merupakan jalan Tuhan, tapi bukan itu yang Tuhan mau saya jalani. Jadi walaupun saya merasa mengenal Dia, saya tidak mampu sepenuhnya memahami Dia. Tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh mengenal Allah kecuali Dia yang datang dari Allah. Mengingat hal tersebut, tidak sepantasnya kita mempercayakan pengenalan kita sebatas kata pengkhotbah A atau B. Para penkhotbah dapat mengisahkan bagaimana Allah karena mereka membaca Kitab Suci lebih dulu dan lebih banyak dari kita. Kitab Suci adalah Sabda Allah, satu-satunya yang mengungkapkan isi hati Allah secara khusus.

Saya teringat sekitar dua puluh tahun yang lalu, ketika muncul rasa tertarik dengan perempuan yang saat ini menjadi istri saya, saya akan selalu berusaha menciptakan kesempatan untuk bertemu atau berdua dengan dia. Saya berusaha mencari tahu tentang dirinya, baik secara langsung maupun melalui para sahabatnya. Tiap hari akan ada hal baru yang saya temui dan dapati dari dia. Baik dari memperhatikannya, bercakap dengan dia, maupun dari teman-teman yang menceritakan tentang dia. Rasanya ... luar biasa. Begitu pula mestinya kita dapat juga memiliki pengenalan secara pribadi dengan Allah jika kita menciptakan kesempatan yang memadai untuk membaca sabdaNya yang telah tercatat dalam Kitab Suci yang telah dianugerahkan kepada kita. Mengerti isi hatiNya bagi kita secara pribadi maupun secara komunal. Jadi sudahkah memberi waktu membaca SabdaNya hari ini?

Barito Timur, 28 Januari 2016, 14.47WIB

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun