Alie berusaha menerima segala perlakuan buruk yang dilayangkan Abimanyu dan ketiga kakak lelakinya itu. Beruntung masih ada Nata, seorang kakaknya yang masih menganggapnya adik yang perlu dilindungi.
Ada satu scene yang bagiku amat menarik. Alie sedang belajar bersama teman sekolahnya. Mereka sedang belajar bahasa Inggris, dan berdiskusi soal perbedaan makna house dan home. Kalau house, merujuk kepada rumah sebagai objek fisik. Sedangkan home, lebih mengarah rumah sebagai tempat yang memiliki ikatan emosional dengan seseorang. Tempat di mana orang menjadikannya sebagai tujuan untuk pulang.
Tatkala membahas ini, Alie jadi merenung. Apakah rumah yang ditinggalinya bersama ayah dan kakak-kakaknya adalah rumah yang diinginkannya selama ini? Jika memang iya, kenapa ia selalu menerima perlakuan kasar dari ayah dan ketiga kakak lelakinya di rumah tersebut?
Tidak hanya di rumah. Alie ternyata juga menerima perlakuan tidak menyenangkan di sekolah. Sebuah geng senior acap kali merundungnya. Bahkan puncaknya, geng ini menghina Alie dan ibunya, Gianla. Padahal Gianla sudah lama meninggal. Hal ini membuat Alie muntab dan melawan geng senior tersebut.
Namun klise, peristiwa ini malah diputarbalikkan. Video yang merekam bullying yang ditujukan kepada Alie, malah diedit sedemikian rupa, hingga seakan-akan Alie yang salah. Alie semakin terpojok. Bahkan Nata yang selama ini membelanya, ikut termakan video hoaks tersebut.
Mendengar Alie dituduh sebagai tukang bully, Abimanyu murka tak ketulungan. Ia semakin benci kepada Alie, dan mengusirnya dari rumah. Sebuah kalimat yang terucap dari Abimanyu kepada Alie: bahwa Alie bukan bagian dari keluarganya lagi. Mendengarnya, tentu membuat Alie patah hati dan hancur.
Berada pada titik nadir, Alie keluar dari rumah. Rupanya, ada video versi lengkap yang mematahkan video pertama yang menunjukkan kalau Alie adalah tukang pembully. Keempat kakak Alie merasa bersalah, dan segera mencari keberadaan Alie.
Dipta dan Hendra menemukan Alie sedang diganggu oleh preman. Dalam pertikaian dengan preman, Dipta ditusuk hingga tak sadarkan diri. Dipta kehilangan banyak darah hingga memerlukan transfusi darah. Tak berpikir lama, Alie kemudian mendonorkan darahnya supaya Dipta selamat.
Ending Rumah Untuk Alie bagiku sedikit menggantung. Sempat diperlihatkan bahwa Alie ditabrak mobil kala sempoyongan setelah mendonorkan darahnya untuk Dipta. Lantas Alie sedang bercengkerama dengan Gianla, membahas soal apa itu rumah.
Bagi Alie, ia menginginkan rumah yang tenang. Rumah yang akan membuat orang-orang tersenyum kala menghampirinya. Jika begitu, apakah ia perlu benar-benar keluar dari rumah Abimanyu? Rumah yang tak memberinya kebahagiaan, selepas kepergian ibu kandungnya.