Desa Duren Ijo --Semangat belajar santri di Musholla Miftahul Jannah, Desa Duren Ijo, Banyuasin 1 mengalami peningkatan signifikan berkat inovasi media pembelajaran berbasis permainan tradisional. Dalam penelitian yang Nevy Nahrisyah lakukan selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lokasi tersebut, permainan ular tangga terbukti mampu meningkatkan semangat belajar santri dalam memahami ilmu tajwid. Â
Berdasarkan observasi awal, banyak santri yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran tajwid. Mereka cenderung pasif, sulit berkonsentrasi, dan kurang tertarik dengan metode pengajaran yang monoton. Hal ini menjadi tantangan yang harus segera diatasi agar pemahaman mereka terhadap ilmu tajwid tidak semakin tertinggal. Â
Sebagai solusi, Nevy Nahrisyah mencoba menerapkan permainan ular tangga yang telah dimodifikasi dengan memasukkan soal-soal tajwid dalam setiap kotaknya. Setiap kali santri melempar dadu dan maju ke kotak tertentu, mereka harus menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hukum tajwid sebelum dapat melanjutkan permainan. Â
Penerapan media ini ternyata berhasil meningkatkan partisipasi aktif santri. Dengan adanya unsur permainan, mereka lebih semangat dalam belajar, bekerja sama dalam tim, dan termotivasi untuk memahami materi secara lebih mendalam. Â
Salah seorang santri, Azizah Aura Nurrahmi, mengungkapkan bahwa metode ini membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. "Dulu saya sering kesulitan mengingat hukum tajwid, tetapi dengan permainan ini, saya jadi lebih paham karena terus mengulang materi dalam suasana yang seru," katanya. Â
Meski demikian, ada beberapa kendala yang ditemukan selama implementasi, salah satunya adalah waktu permainan yang cukup panjang. Beberapa santri harus pulang lebih awal karena permainan baru selesai menjelang malam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian durasi agar tetap efektif tanpa mengganggu aktivitas santri lainnya. Â
Melalui pendekatan ini, santri tidak hanya belajar tajwid, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kerja sama tim, serta keterampilan motorik melalui permainan. Selain itu, media berbasis permainan tradisional ini menjadi alternatif pembelajaran yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan dibandingkan metode konvensional. Â
Keberhasilan metode ini membuka peluang untuk diterapkan di berbagai lembaga pendidikan Islam lainnya. Nevy Nahrisyah berharap inovasi seperti ini dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran santri di berbagai daerah. Â
(Nevy Nahrisyah, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, Peneliti KKN Reguler Angkatan ke-82 Kelompok 105 di Desa Duren Ijo)Â