Oleh: [Rizka Qistin]
Temanggung, 12 Juni 2025 – Pendidikan anak usia dini (PAUD) tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter, sosial-emosional, dan kesiapan mental anak untuk menghadapi dunia luar. Di sinilah bimbingan konseling memainkan peran penting sebagai bagian integral dari proses pendidikan sejak dini.
Bimbingan dan konseling anak usia dini adalah upaya sistematis yang dilakukan untuk membantu anak mengembangkan potensi dirinya secara optimal, mengatasi hambatan perkembangan, serta membentuk kepribadian yang sehat dan seimbang. Namun, sering kali peran ini belum mendapatkan perhatian yang memadai, baik dari lembaga pendidikan maupun dari orang tua.
Mengapa Anak Usia Dini Butuh Konseling?
Pada usia 3–6 tahun, anak berada dalam fase emas pertumbuhan dan perkembangan. Mereka mulai mengenal emosi, membentuk identitas diri, dan belajar berinteraksi dengan lingkungan. Dalam proses ini, tidak jarang anak mengalami kebingungan, konflik emosi, atau kesulitan beradaptasi.
Misalnya, anak yang baru memasuki sekolah bisa mengalami kecemasan perpisahan, enggan berinteraksi dengan teman, atau menunjukkan perilaku agresif karena belum mampu mengelola emosinya. Melalui pendekatan konseling yang tepat, guru atau konselor dapat membantu anak mengenali perasaannya dan mengungkapkannya dengan cara yang sehat.
Strategi Bimbingan Konseling di PAUD
Bimbingan untuk anak usia dini tentu berbeda dengan bimbingan bagi remaja atau dewasa. Pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik anak: menyenangkan, penuh empati, dan berbasis bermain. Beberapa metode yang efektif meliputi:
Bermain peran (role play): Anak diajak bermain sambil belajar mengenal emosi dan menyelesaikan konflik.
Mendongeng: Cerita digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan membantu anak memahami situasi sosial.
Gambar dan seni: Melalui gambar, anak bisa mengekspresikan perasaan yang sulit diucapkan dengan kata-kata.