Kemungkinan akan berjumpa dengan Bubun, aku tahu sekitar akhir Agustus yang lalu. Iya, Agustus tahun ini; Agustus 2024. Jadi, di bulan Agustus lalu, kami diinformasikan bahwa Bubun akan datang ke kota kami, dan akan mengajar dan melatih kami. Dua kolegaku, Keren dan Sabar, sudah pernah berjumpa Bubun beberapa tahun yang lampau. Sehingga, perjumpaan kali ini, akan menjadi kali ke-2 bagi mereka berdua.
Bubun akan ada aktifitas lain; melakukan Finger Print Analysis di suatu tempat. Akan tetapi, selama 6 hari, beliau akan hadir bersama-sama kami. Dimulai Sabtu pagi, lalu dilanjut dari Senin minggu selanjutnya hingga hari Jumat. Hari Sabtu berikutnya, beliau akan pulang ke kotanya.
Nyasar
Pagi Sabtu, Bubun mengirimkan pesan menanyakan alamat tempat kami akan belajar. Aku menjawab. Diterima beliaulah alamat untuk menolong beliau memesan transportasi beliau ke lokasi. Lalu, pagi berjalan terus.
Menjelang pkl 09:00 pagi, kami menyadari bahwa kami tidak tahu di mana posisi Bubun.
Bubun nyasar! Hah?
Bubun nyasar sejauh 30 menit dari tempat beliau mengajar kami. Perjalanan mobil yang membawanya pagi ini menjauh karena ketidaktepatan lokasi. Berdasarkan jadwal belajar yang kami terima, semestinya, kami sudah berjumpa sekitar 08:45. Pkl 09:00 pagi itu, kami terjadwal mengikuti in-house training yang akan dipandu Bubun.
Akhirnya, berjumpa..
Sekitar pkl 09:30, kami mendengar suara parau yang memanggil dengan kuat. Kami bergegas menuju pagar depan, dan menyaksikan seorang perempuan mengenakan topi melangkah dengan gagah. Tidak terlihat kesal, jengkel dan frustasi. Pastilah beliau sangat kelelahan. Namun, antusias dan semangatnya menutupi hal-hal tersebut.
Aku menyambutnya di depan pintu dan menjabat hangat tangannya yang...berkeriput. Sudah tua, ternyata. Dari langkahnya, aku mengira umurnya tidak setua dengan keriput yang berjejak jelas pada permukaan tangannya.
Bubun IreneÂ
Baru beberapa hari yang lalu aku tahu bahwa nama Bubun itu bukanlah Bubun. (Lah?) Hehehehe. Iya, nama Bubun bukanlah Bubun.
Nama Bubun adalah Irene F. Mongkar. Bubun adalah panggilan untuk Irene F. Mongkar sejak bertahun-tahun lalu; sejak beliau menjadi bagian seminar-seminar parenting dan kelas-kelas stimulasi untuk ibu, balita anak-anak.
Jejak digital Bubun
Aku tidak menemukan apapun tentang Bubun. Namun, seorang kolega menyebutkan bahwa gambar, berita dan kisah yang ada Bubunnya, ada banyak. Bagaimana kolegaku bisa menemukannya, sedangkan aku tidak? Ternyata, aku mencari dengan kata "Bubun". Sedangkan, jejak digital Bubun bisa dicari menggunakan namanya bukan menggunakan sapaan sayangnya; ketika beliau lebih dikenal sebagai Irene F. Mongkar yang adalah pemerhati pendidikan anak. Beliau adalah pemerhati pendidikan anak dalam waktu yang lama dan masih pemerhati sampai saat ini.
Hai, aku...
Bagaimana rasanya duduk sangat dekat dan belajar langsung dari praktisi stimulasi anak? Bagaimana rasanya menikmati antusiasme beliau terhadap ilmu, pengertian, pemahaman dan pengalaman yang berhadapan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak? Bagaimana menjejak belas kasih dan pengalaman beliau yang mengenal anak-anak cedera otak dan menjadi saksi pertumbuhan mereka? Bagaimana mempertahankan semangat mengajar sampai waktu yang panjang dan lama?
Rasaku sangat meriah. Terutama sekali, rasa hormat dan kagum; Â pada beliau yang sampai di usianya yang ke-62 tahun masih menunjukkan semangat yang sama seperti ketika kali pertama berangkat ke Philadelphia dan belajar pada Glenn Doman.
Diantara kesibukan kami, Bubun dan aku punya beberapa kali kesempatan berbincang santai. Nanti, aku ceritakan, ya.. :)
-catatan dari kotaku
#Irene F. Mongkar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI