Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The First Responders: Sabotase Kasus-kasus Kejahatan

30 Maret 2023   15:04 Diperbarui: 30 Maret 2023   15:05 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Detektif Jin Hogae mendapat skors dari kantor sebelumnya. Posisi tempat kerjanya yang baru, bersebelahan dengan sebuah kantor pemadam kebakaran.  Pertemanan dan persahabatannya dengan para pemadam kebakaran hadir dan tumbuh karena beberapa peristiwa kebakaran, melibatkan kasus kriminal di dalamnya. Mereka -- gabungan paramedis, polisi, dan kru pemadam kebakaran -- adalah orang-orang pertama yang menanggapi laporan ke 119 dan menjadi dekat satu sama lain dalam upaya keras mereka menyelamatkan sebanyak mungkin korban. Selanjutnya, rekan-rekan sekerja mereka yang sekalipun tidak selalu ada di tempat kejadian namun terus membantu dan : para pelacak,  para dokter di IGD dan para dokter dan peneliti di Badan Forensik Nasional.

Sayangnya, mereka tidak selalu berhasil menyelamatkan para korban. Ada kalanya mereka harus menyaksikan kematian korban di hadapan mereka. Pekerjaan mereka jelas sangat tidak mudah.

***

Kasus bunuh diri karena melakukan tabrak lari, ternyata untuk menutupi kasus asuransi patah tulang pada anak-anak. Kasus kebakaran kedai yang awalnya disangka untuk menutupi kasus pembunuhan, ternyata untuk menutupi kasus kontrak bunuh diri. Kasus remaja minum pestisida untuk menutupi kasus penipuan, judi dan pelecehan seksual dari sesama remaja lain. Kasus berubah uangnya pokok utang untuk menutupi fakta tahun produksi kertas yang berbeda dengan tanggal utang yang tertera di atas kertas.

Naaah, ada begitu banyak variable yang terus hadir dan berdatangan. Setiap episodenya menghadirkan cerita kejahatan yang mengerikan sekaligus menakutkan. Hampir tidak bisa mengira jika ada begitu banyak rentetan kejahatan yang bermunculan baik korban maupun kronologi. Keji dan sungguh di luar batas kemanusiaan.  Ada yang salah dengan imajinasi kita tentang , tampaknya.. Come on... Apakah pernah ada drama atau film yang menyajikan adegan seorang kriminal diintrogasi di ruang introgasi oleh seorang detektif yang duduk di ....kursi roda?

Memalsukan tempat kejadian perkara, memaksa seseorang melakukan bunuh diri, menciptakan alibi palsu, merekayasa TKP, mengambil barang bukti dari kantor polisi, mengarahkan penyelidikan pada orang tertentu, memanfaatkan kepolosan anak-anak, pembunuhan kontrak, memanipulasi perasaan, mengintimidasi pejabat pengadilan; ada begitu banyak sabotase pada kasus-kasus kejahatan. Bukan saja demi melindungi pelaku kejahatan, terutama sekali adalah demi melindungi Ma Taehwa, seorang pemakai narkoba yang juga pemimpin sebuah perusahaan keluarga yang sangat besar, yang melakukan pembunuhan. Sadis, kejam dan mengerikan.

 

Ayah yang melindungi anaknya vs anak yang melindungi ayahnya

Kekayaan dan kekuasaan yang dimilki Ma Joongdo membuat anaknya, Ma Taehwa -- generasi ketiga perusahaan Masong -, mendapatkan hak istimewa yang hampir sama dengan yang dimiliki ayahnya. Namun, sayangnya, Joongdo tidak bisa berhenti untuk terus melindungi Taehwa. Namun, di sisi lain, ada yang ayah lain yang memiliki kekuatan di bidang hukum justru membiarkan anaknya menjalani kesulitan dalam pekerjaannya demi menolong sahabatnya.

Ma Joongdo, seorang anggota Majelis yang berencana mencalonkan diri menjadi presiden, menjalin pertemanan baik dengan Jin Chuljoong; seorang kepala jaksa. Namun, keduanya mengakui kegagalan mereka mendidik anak-anak mereka sesuai dengan harapan yang ada dalam benak masing-masing bahwa anak-anak mereka akan hidup seperti yang dimaui ayah-ayah mereka. Sayangnya, anak-anak mereka berjalan di jalan mereka sendiri.

Jin Hogae melakukan apa yang menjadi tugasnya dengan sungguh-sungguh, sehingga terkesan agresif dan tak sabaran. Namun ayahnya terus mengabaikan fakta dan bukti keterlibatan dirinya dan menghancurkan berkas perkara yang bisa menyeret Taehwa ke penjara. Ketika Hogae berjuang bersama teman-temannya menangkap penjahat, di atas sana -- para pemegang kekuasaan -  sedang duduk merundingkan apa yang harus dilakukan demi menganulir keputusan bersalah pada Taehwa.

Mengerti dan mengetahui apa yang benar dan tidak benar tidak berarti tahu mengerjakan dan melakukannya ketika bertugas. Itulah salah satu hal yang paling mengerikan dari para praktisi hukum dan penegak keadilan, baik itu jaksa, pengacara, hakim maupun polisi; ketika menganggap kejahatan hanyalah kenakalan biasa.

Apa yang bisa Hogae harapkan dari ayahnya yang kepala jaksa itu jika ayahnya tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah? Apa yang bisa Hogae lakukan jika ayahnya sendiri ingin melucuti seragam polisi darinya karena janjinya pada Chuljoong? Apa sebaiknya mereka ke pengadilan saja untuk memutuskan ikatan keluarga?

Pertanyaan utamanya, apa sebenarnya yang diburu Joongdo sampai harus mengorbankan anak sendiri? Pencapaian pribadi? Kebanggaan sebagai seorang ayah? Mimpi sendiri yang tak tercapai? Kenyamanan hidup dan kesejahteraan sang anak di masa depan?

***

Seperti kisah-kisah heroik lainnya, selalu ada saja pribadi yang merasa tidak nyaman ketika ketidakadilan terjadi. Itulah sebabnya, ketika Taehwa meminta Hogae untuk menutup mata sekali saja untuk semua masalahnya yang ditimbulkannya Hogae memborgol tangannya.

Seperti itulah seharusnya; tidak bersukacita ketika terjadi ketidakadilan, tetap mempertahankan hati nurani tetap murni, bekerja keras mengungkapkan kebenaran, dan tetap berteman dengan individu-individu yang bersedia menjaga keselamatan dan kewarasan diri. Heart-saver;  sekalipun datang dalam bentuk lencana namun makna sebenarnya sungguh menggugah dan menghangatkan. :)

***

#The First Responders

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun