Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Memandang Toraja dari Buntu Burake

12 Desember 2018   04:29 Diperbarui: 12 Desember 2018   04:59 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Areal parkir/Dokpri
Areal parkir/Dokpri
Areal Parkir

Areal parkir di lokasi tersebut belum bisa menampung jumlah kendaraan yang terus berdatangan. Dengan bidang yang seadanya, para pemilik kendaraan mengatur secara mandiri kendaraan mereka sambil membiarkan ruang yang secukupnya bagi lalu lintas masuk keluarnya kendaraan dari lokasi parkir tersebut.

Beberapa anak muda yang menolong para pemilik kendaraan terus mengatur kendaraan supaya punya akses masuk dan keluar yang mudah bagi kendaraan.

***

Jembatan Kaca/Dokpri
Jembatan Kaca/Dokpri
Tentang Jembatan Kaca

Aku baru mengetahui tentang Buntu Burake justru sesudah tiba di wilayah Sulawesi Selatan. Tepatnya di Fort Rotterdam. Bukan. Buntu Burake bukanlah di dekat Fort Rotterdam. Jauh sekali, malah. Fort Rotterdam di Makassar dan berada di dekat laut, sedangkan Burake di Toraja dan berada di perbukitan.

Ketika aku sedang beristirahat di salah satu bagian atas Fort Rotterdam, aku berkenalan dengan dua orang wisatawan lokal. Separuh lokal, tepatnya. Ibu tersebut mengunjungi Fort Rotterdam bersama anak laki-laki tunggalnya. Domisili mereka di Palangkaraya, Kalimantan, namun orangtua si ibu tersebut di Makassar. Si anak sedang libur sekolah ketika kami bertemu.

Dalam perbincangan tersebut, si ibu menyebutkan tentang Buntu Burake dengan patung Tuhan Yesus sambil menunjukkan video tentang lokasi wisata tersebut ketika kemudian aku menyaksikan adanya jembatan kaca.

Ini tentang jambatan kaca. Bisakah membayangkannya?

Ada jembatan kaca mengelilingi separuh patung. Membayangkan kaca, aku membayangkan sebuah benda rapuh yang tidak pernah sanggup menahan massa benda apapun tanpa khawatir tidak pecah..

Aku merasa takjub bukan buatan. Belum lagi tiba di jembatan kaca tersebut, aku sudah membayangkan berjalan di jembatan kaca tersebut, melihat ke bagian bawah kaca sambil menyaksikan barisan rumah-rumah mini dan merasa gentar tak terkira. Campuran takjub dan gentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun