Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tantangan dan Optimisme Penerapan Kurikulum Prototipe 2022

28 Desember 2021   12:25 Diperbarui: 28 Desember 2021   16:34 4042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Diolah dari Pixabay

Karena itu melalui tulisan ini, penulis akan membagikan pengalaman nyata menjadi fasilitator pendidikan kontekstual selama dua tahun terakhir. Penulis mengadakan bimbingan belajar gratis dengan metode pembelajaran berbasis proyek menggunakan muatan lokal sebagai media pembelajaran.

Pertama, mengubah pola pikir diri sendiri.

Sebelum menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek dengan muatan lokal, guru harus mengubah pola pikirnya terlebih dahulu dari pola yang lama untuk siap menerima pola yang baru. Karena penerapan kurikulum bukan sekedar memenuhi tuntutan sistem tetapi menjadi bagian penting dalam mencapai cita-cita bangsa.

Guru-guru yang ada pada saat ini berasal dari produk kurikulum lama yang tentunya tidak relevan dengan kurikulum saat ini. Sehingga bukan tidak mungkin paham-paham kurikulum lama masih menjadi patokan guru-guru dalam mengajar. Jika hal itu masih ada maka ada kesulitan memahami arah dan tujuan kurikulum baru karena masih terjebak dengan administrasi.

Kedua, membangun kerja sama dengan orangtua

Membangun kerja sama dengan orangtua adalah hal penting seharusnya disadari oleh setiap guru dalam penerapan model pendidikan berbasis proyek dan kontekstual. Berbeda dengan model ceramah, model yang berbasis proyek ini lebih banyak membutuhkan waktu yang tentunya tidak hanya di sekolah tetapi di rumah.

Karena itu, keterlibatan orangtua sebagai tenaga pendidik keluarga sangat menolong model pendidikan berbasis proyek. Kontrol penuh akan lebih banyak berada di tangan orangtua jika guru mengkomunikasikan apa yang sedang dikerjakan oleh guru dan murid sebagai proyek belajar.

Ketiga, membutuhkan dedikasi

Dedikasi adalah hal penting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Sesuai dengan pengalaman penulis, menerapkan pendidikan berbasis proyek menggunakan muatan lokal atau kontekstual membutuhkan dedikasi dari seorang guru, bukan hanya menerapkan kurikulum tetapi terus mempelajari banyak hal sebagai bahan penunjang praktek lapangan.

***

Penulis sendiri mengakui belum sempurna dalam mengeksekusi penerapan bimbingan belajar dengan metode kontekstual. Selain harus meningkatkan kemampuan, penulis diperhadapkan dengan sistem kurikulum sebelumnya yang sudah mengakar pada anak-anak dan tentunya orang tua sebagai pihak pendukung, dan juga sistem di komunitas di yang belum matang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun