Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memahami Etnomatematika Suku Dawan (Timor)

17 November 2021   10:48 Diperbarui: 17 November 2021   16:48 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masyarakat Suku Dawan| Dokumentasi Neno Anderias Salukh

Etnomatematika yang dimaksud dalam tulisan ini adalah penggunaan numerik dalam menghitung makanan, hasil produksi pertanian, ternak dan sebagainya. Umumnya kata benda yang digunakan diikuti dengan angka.

Dalam budaya atoin meto, jagung merupakan makanan pokok yang diproduksi untuk disimpan dan dikonsumsi. Saking pentingnya, sistem perhitungan dikembangkan secara khusus untuk menghitung jagung.

Pena' berarti jagung, pune berarti buler sehingga jagung satu buler berarti pena' pune mese'. Jagung dua buler berarti pena' pune nua dan seterusnya. Biasanya jagung diikat per buler kemudian beberapa buler diambil untuk diikat dalam satu bundel (tbu'u).

Dalam bundel tersebut terdapat dua bagian terpisah yang dibagi secara simetris. Misalnya satu bundel terdiri dari delapan buler maka masing-masing bagian terdiri dari empat buler. Di beberapa wilayah, satu bundel terdiri dari empat buler, ada enam buler, sepuluh buler, dan dua belas buler.

Di wilayah penulis, menggunakan bundel yang terdiri dari delapan buler. Pena' pune faun (jagung delapan buler) disebut tbu'u mese' (satu bundel). Pena' tbu'u nua (jagung dua bundel) sama dengan pena' tanin mese' (jagung satu tanin'). Pena' tanin ne' (jagung enam tanin) sama dengan pena' suku mese' (jagung satu suku) dan pena' suku ha' (jagung empat suku) sama dengan pena' lean mese' (pena satu lean).

Pune bo'es am ne' (enam belas buler) sama dengan tanin mese, pune bo sio'm ne' (sembilan puluh enam buler) sama dengan suku mese', pune natun tenu'm bo fanu'm ha (tiga ratus delapan puluh empat buler) sama dengan lean mese'.

Tbu'u bo'es am nua (dua belas bundel) sama dengan tanin mese', tbu'u bo' ha'm fanu' (empat puluh delapan bundel) sama dengan suku mese'. Dan tanin bo' nuam ha' (dua puluh empat tanin) sama dengan lean mese'.

Di beberapa wilayah, mengganti satuan suku menggunakan kuda dan lean menggunakan tuke. Polanya masih sama, tergantung dari jumlah buler dalam satu bundel.

Sementara pada ternak, 10 ekor ternak disebut tuke mese' (satu tuke). Dua puluh ekor disebut tuke nua, seratus ekor disebut tuke bo'es dan seribu ekor disebut tuke nautnes.

Pada tanaman perkebunan seperti kelapa dan pinang, satu ranting disebut ki' mese'. Tidak bergantung pada jumlah buah. Sedangkan pisang, satu tandan disebut pune mese' sedangkan satu sisir disebut ka' mese. Pisang satu tandan tidak bergantung pada jumlah sisir.

Khususnya bangunan arsitektur seperti rumah bulat (ume kbubu), alang-alang satu ikat sebesar pergelangan tangan disebut kinat mese, dan tiga puluh kinat disebut naka' mese' (satu kepala). Perhitungan ini memudahkan untuk mengetahui kebutuhan alang-alang setiap petak atap agar dalam persiapan alang-alang tidak kurang atau tidak lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun