Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sisi Lain "Until Tomorrow Challenge" dan Sejenisnya

30 Maret 2020   12:08 Diperbarui: 30 Maret 2020   13:19 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak kalah, WhatsApp pun memainkan challenge yang cukup seru. Sebuah teka-teki dibuat sedemikian rupa dengan jawaban yang cukup konyol bahkan tidak masuk akal. 

Teka-teki tersebut diupload ke stori WhatsApp, mereka yang menjawab teka-teki ini dengan benar, fotonya akan diposting oleh pengguna yang bertanya sedangkan yang salah menjawab, memposting ulang teka-teki tersebut dengan mengakui kekalahannya dengan caption "Saya kalah dari ... (Nama teman)" setelah pertanyaan.

Sebagian besar orang dan media menilai bahwa challenge-challenge ini dibuat sebagai hiburan untuk mengisi kekosongan di rumah akibat Covid-19 yang mengharuskan semua orang bekerja dan belajar dari rumah.

Namun, sejatinya ada sisi terselubung dari upaya pembuatan challenge-challenge ini. Adalah upaya mendominasi penyebaran berita kematian atau bahaya yang ditimbulkan oleh virus corona.

Penyebaran berita angka kematian akibat virus corona dianggap sebagai berita negatif yang terus meneror atau menakut-nakuti orang lain. Ketakutan yang timbul menimbulkan kepanikan dan kecemasan bahkan mengalami psikomatik.

Dilansir dari Alo Dokter, Psikosomatik berasal dari dua kata, pikiran (psyche) dan tubuh (soma) yang berarti suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran memengaruhi tubuh, hingga memicu munculnya keluhan fisik.

Misalnya seseorang yang gelisah karena terus-menerus membaca berita atau informasi gejala-gejala Covid-19 dengan bahayanya atau angka penyebaran dan angka kematiannya maka memungkinkan adanya peningkatan aktivitas impuls atau rangsangan saraf dari otak ke berbagai bagian tubuhnya dan adanya pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam dalam pembuluh darah.

Akibatnya, memicu beberapa gangguan fisik seperti sakit perut atau nyeri ulu hati, sakit punggung belakang, sakit gigi, sakit kepala dan migrain, bernapas dengan cepat, jantung berdebar-debar, gemetar (tremor), berkeringat bahkan gangguan fisik seperti gejala Covid-19 bisa saja terjadi karena dipengaruhi oleh pikiran.

Tentunya gangguan fisik seperti diatas akan membuat sistem imun seseorang semakin lemah dan lebih rentan terhadap penyebaran virus corona. Padahal, sistem imun merupakan senjata utama saat ini untuk melawan virus corona dalam tubuh sambil menunggu penemuan vaksin yang tak kunjung selesai.

Oleh karena itu, Until Tomorrow Challenge dan sejenisnya dibuat bukan hanya untuk tujuan hiburan tetapi untuk mendominasi atau menghentikan berita-berita negatif terkait virus corona yang bisa memicu psikomatik.

Salam!!!

Neno Anderias Salukh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun