Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanpa Jabatan, Ahok Raih Penghargaan Lagi

21 Juli 2019   23:48 Diperbarui: 23 Juli 2019   11:57 3764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO

Meski dipenjara dan kini ia tidak menjabat suatu jabatan pun, penghargaan masih terus menghampiri dirinya! Mengapa?

Untuk setiap tahunnya, Biro Oktroi Rooseno menyediakan sebuah penghargaan kepada seseorang yang dinilai memberi sebuah inspirasi bagi banyak orang khususnya masyarakat Indonesia.

Tahun ini akan menjadi tahun IX pemberian penghargaan yang disebut sebagai Rooseno Awards. Untuk menentukan peraih penghargaan, Biro Oktroi Rooseno memilih Prof. Syafi'i Ma'arif, Prof. Franz Magnis Suseno, Prof. Emil Salim, Prof. Saparinah Sadli, Dra. Henny Sitepu, Gunawan Moehammad dan Daniel Dhakidae, Ph.D sebagai tim penilai.

Selain itu, narasumber dalam penentuan pemenang Rooseno Awards IX ini adalah Drs. H. Djarot Saiful Hidayat dan Mas Achmad Santosa, S.H, LLM.

Setelah melalui proses penilaian yang sungguh-sungguh, tim penilai dan Biro Oktroi Rooseno sepakat menetapkan Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab disapa Ahok sebagai penerima Rooseno Awards IX.

Penghargaan ini diberikan karena Ahok dinilai sebagai tokoh yang memiliki Etos Kerja dan Integritas paling baik yang bisa dijadikan sebagai inspirasi untuk bangsa Indonesia.

Menurut Jack Welch, dalam bukunya yang berjudul "Winning" bahwa integritas  adalah sebuah kata yang kabur atau tidak jelas. Namun menurutnya, Orang-orang yang memiliki integritas adalah mereka yang mengatakan kebenaran dan memegang kata-kata mereka. Selain itu, mereka bertanggung-jawab atas tindakan-tindakan mereka di masa lalu, mengakui  kesalahan mereka dan mengoreksinya.

Ya, itulah Ahok. Ahok dikenal sebagai salah satu pejabat paling jujur. Ia mengatakan tidak pada korupsi dan ia memegang kata-katanya tersebut. Selama memimpin Jakarta, ia pernah dituduh menggelapkan dana terkait pembangunan Rumah Sakit Sumber Waras. Akan tetapi, kebenaran tetaplah kebenaran, tidak ada bukti yang ditemukan bahwa Ahok benar-benar Korupsi.

Salah satu hal yang menarik dari Ahok adalah ketika ia dilaporkan terkait penistaan agama, Ahok yang sebenarnya merupakan korban editing video dari Buni Yani, Ahok menyampaikan permohonan maafnya dan mengakui kesalahannya jika itu dianggap salah. 

Ahok tidak membela diri bahwa ia tidak melakukan hal tersebut, ia hanya memberitahu bahwa ia tidak memiliki niat menistakan agama manapun. Bahkan, Ahok meneteskan air mata di saat ia diberi kesempatan untuk menyampaikan beberapa pesan setelah ia resmi divonis masuk penjara.

Ahok memang memiliki hati yang mampu mengelola nuraninya untuk berkata jujur, bekerja dengan tulus dan berkomitmen untuk melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh.

Berbicara tentang etos kerja tidak terlepas dari kerja keras dan ketekunan. Kedua hal ini pula identik dengan mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Ahok dikenal sebagai pekerja keras, jam 4 dini hari ia harus bangun dari untuk bersaat teduh dan berolahraga agar jam 7 ia bisa berangkat ke kantornya.

Ia pun dikenal sebagai gubernur yang paling rajin menemui masyarakatnya untuk mendengar keluhan-keluhan mereka.

Penjabaran di atas hanya penilaian sepintas penulis tentang integritas dan etos kerja seorang Ahok. Tentunya, tim penilai sudah mengantongi penilaiannya tersendiri tentang integritas dan etos kerja Ahok.

Integritas dan etos kerja semacam ini memang memberi inspirasi tersendiri bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum milenial. Terbukti menginspirasi sebagai salah satu alasan Ahok menjadi peraih penghargaan ini.

Ahok juga pernah memperoleh penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari unsur penyelenggara negara dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, yang terdiri dari Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara, pada tanggal 1 Februari 2007.

Selain itu, ia juga pernah terpilih menjadi salah seorang dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia, yang dipilih oleh Tempo.

Bukan hanya itu, ia mendapat penghargaan anti korupsi dari Bung Hatta Anti Corruption Award, pada tanggal 16 Oktober 2013 karena berhasil membuka laporan mata anggaran DKI Jakarta untuk dikaji ulang.
***
Adapun mereka yang pernah meraih penghargaan ini adalah Presiden ke-3 Indonesia, B.J Habibie (2014), yang dinilai telah memberi inspirasi kepada bangsa Indonesia di bidang teknologi, Franz Magnis Suseno (2015) untuk bidang humaniora atau sosial budaya dan pakar di bidang filsafat dan etika Jawa yang memberi inspirasi di bidang kemanusiaan demi kesejahteraan lahir batin untuk masyarakat Indonesia. 

Lalu kepada Wiratman Wangsadinata (2016) di bidang rekayasa struktural teknik sipil, Saparinah Sadli (2017) yang memperjuang hak-hak perempuan dan kesetaraan gender dan tokoh dunia kedokteran Indonesia, Prof. Dr. dr. R. Sjamsuhidajat Ronokusumo Sp.B KBD, FCSi (2018) yang memberi inspirasi karena memiliki semangat, ketekunan, kesabaran, dan dedikasinya pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu kedokteran.

Perlu diketahui, pada awalnya ajang ini menyelenggarakan program bantuan dana penelitian selama 2011-2013. Penghargaan pertama 2011 dalam bentuk bantuan dana penelitian untuk bidang sains dan teknologi.

Program kedua 2012 dalam bentuk bantuan dana penelitian untuk bidang sosial, humaniora, dan indikasi geografis. Program ketiga 2013 dalam bentuk bantuan dana kepada peneliti yang menekuni rempah-rempah.

Nah, Roosseno Awards adalah penghargaan yang diselenggarakan oleh Biro Oktroi Rooseno sebagai peringatan hari ulang tahun Prof. Dr. (HC) Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo yang merupakan cendekiawan, politikus, ilmuwan dan guru besar.

Penghargaan ini untuk tokoh-tokoh Indonesia yang memberi inspirasi atas karya, kegiatan, dan semangat dalam bidang pengetahuan, teknologi, budaya, atau sosial humaniora.

Ahok memperoleh penghargaan ini pada tanggal 22 Juli 2019.

Salam!!!
Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat dan Winning (Jack Welch)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun