Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paradigma Guru Abad 21

11 Maret 2019   02:15 Diperbarui: 11 Maret 2019   18:22 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Materi ini saya peroleh pada saat Pelatihan Guru Profesional di Kapan-Mollo Utara-Timor Tengah Selatan-Nusa Tenggara Timur. Materi ini sangat baik di jaman perubahan ini, mereka yang terus belajarlah yang akan mewarisi bumi, sementara mereka yang selalu merasa dirinya pintar akan menemukan diri mereka telah berdandan lengkap dan rapi untuk menghadapi dunia yang sudah tidak ada lagi.

Dunia pada abad 21 ini adalah dunia yang sangat berbeda dengan dunia pada abad-abad sebelumnya. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di era globalisasi ini berkembang sangat pesat. Dunia gadget atau alat komputer pembantu manusia semakin cepat berkembang dan semakin multitasking dengan mampu mengerjakan beberapa tugas dalam waktu bersamaan. Dari awal mula komputer kuno desktop menjadi laptop atau komputer jinjing berikutnya berubah menjadi PDA atau personal digital asisten lalu berubah lagi dengan cepat menjadi komputer tablet dan smartphone.

Dalam dunia fotografi, Kodak pernah berkuasa dan dijuluki Raja Fotografi. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman Kodak harus bangkrut pada tahun 2012. Analis mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika telah berhasil meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online untuk menyimpan, berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Sebaliknya, Kodak berfokus terlalu banyak pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial seperti Facebook.

It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent that survives. It is the one that is most adaptable to change. 

-Charles Darwin

Ditegaskan kembali oleh Ulbrits Siahaan bahwa "Bukan yang terkuat atau yang terbesar yang bertahan, bukan juga yang paling cepat tapi yang bisa beradaptasi atau berubah:" Manusia perlu beradaptasi dan berubah seiring dengan perkembangan zaman agar dapat menyesuaikan diri dengan baik. Kita harus siap dengan segala perubahan, dan kita tidak boleh terjebak dalam comfort zone.

Namun, kenyataan di sekitar kita banyak pengangguran yang antrian mencari pekerjaan. Banyak keluhan yang sering dikeluarkan. "Tidak ada lowongan kerja" dan "Kapan buka CPNS?" dan masih banyak keluhan lainnya.

Ada dua fakta kontradiktif yang belum diketahui banyak orang. Fakta ini dikemukakan oleh bapak Ulbrits Siahaan . Ia mengemukakan dua fakta. Pertama, dalam dunia pencarian kerja perusahaan  susah mencari karyawan sedangkan lulusan sekolah susah cari kerja. Kedua, dalam dunia kerja karyawan mengeluh tidak promosi sedangkan management mengeluh kurang kader.

Ironi yang sama terjadi, wiraswasta memiliki kemungkinan untuk bangkrut. Pekerja profesional tidak berkembang. Pekerja sosial tidak optimal. Olahragawan pasti berakhir seperti Mice Thison dan lain sebagainya. Lalu apa penyebabnya? Penyebabnya adalah kebodohan. Percaya atau tidak, kebodohan menjadi cikal bakal kemiskinan dan kejahatan.

Lantas apa yang harus dilakukan? Kuncinya adalah kompetensi. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sebagai tolak ukur dalam melakukan sesuatu yang mencakup Knowledge, Skill dan Attitude. Knowledge dapat diperoleh dari belajar, Skill dari berlatih dan Attitude dapat dibentuk. Seseorang yang memiliki pengetahuan tapi tidak memiliki skill dan attitude yang baik maka tidak berarti apa-apa. Seseorang yang memiliki pengetahuan dan skill tapi tidak memiliki attitude yang baik maka pengetahuan dan skillnya tidak berarti apa-apa. Dalam dunia kerja apalagi dunia leadrship membutuhkan Knowledge, Skill dan Attitude sebagai kompetensi yang dimiliki. Dari ketiga hal ini, peran Attitude sangat penting, bahkan dalam dunia leadership Norman Schwarzkopf mengatakan "Kepemimpinan adalah kombinasi ampuh strategi dan karakter. Tetapi jika Anda harus tanpa satu, tanpa strategilah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun