Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masalah Pendidikan Karakter di Indonesia

10 Januari 2019   23:12 Diperbarui: 7 Juli 2021   18:16 14278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masalah Pendidikan Karakter di Indonesia (steemit.com)

Masalah-masalah di atas menunjukkan bahwa aplikasi pendidikan karakter di dunia pendidikan sampai dengan detik ini belum mampu menunjukkan output yang signifikan, sebagaimana dengan apa yang dimaksudkan dalam tujuan pendidikan nasional.

Yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Indonesia sedang dalam keadaan darurat dan menuju ambang kehancuran. Kehadiran negara terlihat lebih kuat cenderung menangani melalui sistem pertahanan  dan keamanan serta hukum. Namun, masih ada saja pengkhianat dan pengecut bangsa.

Baca juga : Pelajaran dari Tragedi Pulau Paskah, Catatan dari "Easter Island: Unsolved"

Hal ini tidak berarti negara mengesampingkan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan tetapi masalah-masalah di atas menunjukan bahwa metode yang diterapkan tidak memiliki kekuatan batin yang menjadi bahan komitmen bagi seseorang yang akan bertumbuh menjadi generasi muda harapan bangsa.

Masalah Umum Pendidikan Karakter Di Indonesia

Tenaga Pendidik

Pendidikan Karakter di Indonesia pada umumnya dititikberatkan pada guru Pendidikan Agama dan guru Bimbingan Konseling. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hanyalah sebuah formalitas dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan juga RPP menjadi beban kerja yang lebih bagi seorang guru. RPP dipersiapkan dengan baik hanya untuk atasan tahu bahwa mereka mengajar sesuai dengan RPP tetapi dalam eksekusinya.

jauh berbeda dari rencana. Akibatnya tidak ada efek atau pengaruh terhadap siswa melalui apa yang disampaikan oleh guru.

Belum lagi masalah dari guru Pendidikan Agama dan guru Bimbingan Konseling. Jika peran guru Pendidikan Agama sebatas menerapkan teori dana guru  Bimbingan Konseling sebatas menangani masalah tanpa adanya suatu tindakan follow up, dipastikan bahwa kehadiran mereka juga hanyalah sebuah formalitas.

Orang Tua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun