Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan di Timor Tengah Selatan

10 Januari 2019   20:16 Diperbarui: 20 Desember 2019   17:59 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.merdeka.com/

Guru-guru sebagai pemeran utama di sekolah juga belum sesuai dengan harapan, guru-guru PNS  ditumpuk di sekolah-sekolah kota, sekolah-sekolah di desa di huni oleh para honorer yang tidak menetap. Bahkan terdapat sekolah yang hanya memiliki satu orang guru PNS yaitu Kepala Sekolah dan lainnya adalah guru honor. Guru-guru honor ini pun kesulitan akses ke sekolah karena kondisi geografis. 

Hal ini diperkuat dengan gaji yang tidak memenuhi kebutuhan bahkan ada yang mengabdi tanpa upah. Gaji mereka tidak cukup untuk perjalanan pulang pergi selama satu bulan. 

Akhirnya, siapapun dia pasti memilih untuk mengerjakan pekerjaan lain dibanding ke sekolah. Sementara, uang negara dihabiskan untuk sertifikasi dan dana terpencil bagi guru PNS yang peran dan kualitasnya sama dengan honorer yang bahkan mengabdi tanpa upah. Selain itu, dana dihabiskan untuk pelatihan Kurikulum yang terus direvisi.

Kondisi ini terlihat Pemerintah Indonesia memaksakan Kurikulum sebagai sentral pendidikan dan mengabikan guru yang seharusnya sebagai sentral dalam roda perkembangan pendidikan. Buktinya, perkembangan kurikulum tidak menjamin kualitas pendidikan yang baik, yang menjamin adalah kualitas guru itu sendiri.

Akibatnya, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah menjadi tidak efektif yang pada akhirnya berpengaruh pada kualitas dan output sekolah. Siswa yang diharpakan menjadi pilar kecerdasan untuk anak dan cucu mereka sebagai generasi sekarang dan yang akan datang serta memutus mata rantai kebodohan menuju ke arah masa depan yang cerdas, berkompeten, berdaya saing tinggi, berkarakter dan religi hanyalah sebuah halusinasi. Peraturan Pemerintah tentang penidikan hanyalah sebuah konsep tak bermakna.

Tempat bagi generasi-genarasi penerus bangsa di desa tidak dapat menjadi jembatan pendidikan yang layak hanya oleh keterbatasan yang semestinya bisa kita atasi bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun