Mohon tunggu...
Neng Sumiyati
Neng Sumiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Humaniora, Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

جرب ولاحظ تكن عارفا

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mari Membicarakan Tanpa Emosi

18 November 2021   21:30 Diperbarui: 18 November 2021   21:45 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku jilbab dan aurat karya KH. Husein Muhammad menjadi manifestasi nyata dari luasnya khazanah ilmu, yg tidak cukup hanya dideskripsikan dalam satu cakupan saja namun secara menyeluruh serta melihat aspek lainnya secara leluasa.

Mungkin sebagian orang menganggap tema dari judul ini sangat membosankan. Namun sebenarnya jika kita urai hari ini, justru pembahasan ini semakin memunculkan produk barunya, lahir dari ideologi-ideologi kaku yg hanya mengambil hujjah dari satu sumber saja.ataupun lahir dari pemaknaan yang penuh emosi menggebu-gebu.

Buku ini menampilkan kesantunan dari tatanan sosial yang sebenarnya. Melihat lebih dalam arti jilbab dan aurat. Bukan hanya menyajikan data dari sumber Al Qur'an, Hadist, Fiqih klasik dan kontemporer namun juga memberikan pemahaman asal mengapa satu teks itu ada, Buya Husein mewujudkan alasan dari teks tersebut dengan memaparkan realitas sebenarnya yang melatarbelakangi adanya kalimat atau teks tersebut.

Bagi saya buku ini memberikan pandangan pada pikiran-pikiran yang gersang dan hanya terpaku pada satu dalil tanpa melihat dalil penunjang lainnya. Karena mau tidak mau manusia di masa sekarang ini, hanya terpaku apa yang dia yakini saja, tanpa mendalami khazanah yang lainnya. 

Sehingga terciptanya generasi yang memaksa, memaki, menuduh bahkan mencaci karena persoalan agama yang kian semakin diangkat bahkan hanya karena perbedaan madzhab saja contohya. Namun simpelnya dari permasalahan yang kian muncul saat ini, hanya satu jawabannya. Bagaimana masing-masing dari kita menerima dan mau belajar kembali.

Seperti beberapa pendapat menyatakan, bahwa manusia di abad ini tidak tertinggal dalam hal teknologi, pendidikan dan ekonomi. Namun tertinggal dari rasa yang namanya " Mau belajar". Merasa mampu, merasa paling benar. Padahal cakupan hukum itu sangat luas bukan hanya bersumber dari Al Qur'an atau Hadist.  Karena masih ada fiqh klasik, kontemporer dan beberapa fakta sejarah Arab abad pertengahan hingga sekarang yang tentunya berubah dan penunjang khazanah keislaman yang lainnya.

'Mari kita membicarakan tanpa emosi' menjadi gagasan dari Buya Husein yang sangat menyentuh hati saya khususnya. Karena pada akhirnya kesantunan dan kelembutan dalam mengingatkan yang akan menang, yang tentunya disertai dengan rincian penjelasan dari berbagai arah. 

Agar tidak mudah mencaci, tidak mudah membenci, bagi seseorang yang belum sejalan dengan apa yang seharusnya dipahami, belum satu visi sesuai dengan ketentuan sebagai hamba. Buku ini juga mungkin menjadi tamparan bagi siapa saja yang hanya memaknai satu teks dari satu pandangan saja, tanpa melihat atau mengetahui sesuatu yang berada dibaliknya. Jadi mari kita belajar kembali. Perkara jilbab dan aurat memang tidak akan ada habisnya, selama masih ada sisi iri dengki dan menjatuhkan satu sama sisi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun