Tak jarang ya kita melihat perempuan yang tampak begitu kuat, begitu tegar menjalani hari-harinya.Â
Ia tersenyum kepada siapa saja, bercanda seperti tidak ada beban, dan tetap menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh semangat.Â
Tapi siapa sangka, di balik senyum itu tersembunyi luka yang dalam, hati yang rapuh, dan rasa lelah yang ia pendam sendirian.Â
Senyumnya bukan tanda bahwa semuanya baik-baik saja.Â
Justru terkadang, senyum itu adalah tameng, satu-satunya cara bertahan agar dunia tidak tahu bahwa ia sedang runtuh dari dalam.
Perempuan terbiasa menanggung banyak hal: tekanan, tanggung jawab, rasa bersalah, beban emosional, bahkan trauma.
 Mereka sering menjadi tempat berlabuh bagi orang lain---anak, pasangan, orang tua, sahabat.Â
Namun, saat mereka sendiri merasa lelah atau rapuh, mereka jarang punya ruang untuk benar-benar mengungkapkan perasaannya.Â
Maka tersenyum menjadi pelarian. Karena jika mereka menangis, mungkin tak ada yang peduli.Â
Tapi jika mereka tersenyum, dunia tetap berjalan, orang-orang di sekitarnya tetap merasa nyaman, dan segalanya terlihat "normal".