Beragam produk kriya dan produk interior unggulan Indonesia dipamerkan dalam ajang iCRAFT 2023. Pameran bertema "Kriya Indonesia dalam Era Ekonomi Digital", ini berlangsung pada 5 - 9 April 2023 di Jakarta Convention Center (JCC).
Pameran yang rutin dihelat sejak 2001 ini (kecuali saat pandemi Covid-19) diadakan oleh PT Adiwastra Mitra Kinarya. Kali ini bekerja sama dengan Kreasia Foundation dan DPD Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (IKA UNDIP) Jakarta.
Sebanyak 150 stand pelaku usaha UMKM dari seluruh tanah air memamerkan berbagai produk kerajinan Indonesia dalam event iCRAFT 2023. Â Sebut saja dekorasi rumah tangga, kriya wastra adati yang meliputi batik, tenun, songket dan fesyen. Selain itu, menampilkan kerajinan kayu, anyaman, dan perhiasan etnik tradisional.
Contoh seni kriya atau pekerjaan kerajinan tangan adalah pakaian dengan bahan kain perca, tembikar, hasil kerajinan kulit, tekstil, dan sebagainya.
Jadi, bisa dipahami kerajinan kriya adalah kerajinan yang menitikberatkan pada keterampilan tangan dalam mengolah bahan baku yang didapat di lingkungan sekitar, termasuk limbah dan bahan bekas untuk dijadikan produk yang bernilai seni dan bernilai guna.
Produk kriya sendiri sudah menjadi warisan leluhur, misalnya batik atau produk khas daerah lainnya. Karena sudah ada sejak zaman dahulu, maka pameran ini sebagai upaya melestarikan warisan nusantara agar tidak punah meski perjalanan bangsa berganti zaman.
Produk ini lebih memperhatikan bagaimana fungsi dari hasil akhirnya. Artinya, tidak hanya memiliki nilai keindahan, tetapi juga dapat berguna sebagai alat untuk memudahkan kehidupan manusia sehari-hari.
Ketua Penyelenggara ICRAFT 2023 Lalita Nerisa Soerjosoejarso yang ditemui dalam pembukaan  iCRAFT 2023, Rabu 5 April 2023, menyampaikan, pameran ini adalah salah satu upaya mengangkat produk kerajinan asli Indonesia agar lebih dikenal masyarakat luas bahkan mendunia.
"Kita memiliki banyak kearifan lokal, produk-produk kerajinan yang sangat indah dan memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Kita harapkan generasi muda semakin mencintai produk lokal Indonesia yang diwariskan secara turun temurun," kata Lalita.
Latita tidak menampik perkembangan teknologi digital begitu pesat. Para pelaku UKM harus memanfaatkan teknologi digital agar produk kerajinan Nusantara semakin mendunia. Terlebih masih banyak juga pelaku UKM yang gaptek alias gagap teknologi.