Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Darurat Pascagempa, Siswa SMPN 5 Cianjur Belajar di Tenda

3 Maret 2023   15:52 Diperbarui: 3 Maret 2023   18:32 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atap terpal. Lantainya tanah, yang jika hujan becek. Terlebih tanahnya jenis tanah merah. Bila terinjak, sepatu seketika langsung kotor. Maklum, sekolah darurat ini berdiri di lahan warga yang disewa, namun tidak jauh dari lokasi sekolah berada.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Jumlah tenda-tenda sekolah darurat ini juga terbatas. Donasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek), serta Save the Children Indonesia.

Karena jumlahnya terbatas, jadi harus dibagi-bagi waktunya. Senin dan Rabu digunakan oleh siswa kelas 7, Selasa dan Kamis diisi oleh siswa kelas 8, serta Rabu dan Sabtu dipakai oleh siswa kelas 9. Mereka belajar dari pukul 07.00 hingga pukul 10.45. Siswa yang tidak belajar secara offline mengikuti pembelajaran secara daring.

Tidak nyaman, memang. Tapi apa boleh buat, untuk sementara, ini yang bisa dilakukan. Bangunan yang rusak parah pascagempa lalu sengaja diruntuhkan agar bisa dibangun kembali dengan struktur yang lebih aman.

Bangunan fisik sekolah masih dalam perbaikan, yang entah kapan selesainya. Belum bisa diprediksikan. Mengapa? Karena sampai sekarang gempa-gempa susulan masih terasa.


"Setiap 3 hari sekali ada getaran gempa sehingga ada perubahan bangunan dan struktur. Jadi, cari amannya kami belajar di tenda," ungkap Agus Nirwan saat menerima kunjungan media.

Belajar dalam kondisi yang tidak nyaman tentu akan memunculkan gangguan psikologis pada anak. Terlebih siswa SMP kelas 9 sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir.

Ada beberapa anak yang juga kehilangan anggota keluarga akibat gempa. Belum lagi kondisi rumah rusak yang juga masih dalam perbaikan. Tidak sedikit siswa yang juga masih tinggal di tenda-tenda pengungsian berbaur dengan warga lainnya.

Gangguan psikologis ini bermacam-macam. Ada yang mengalami stress, sedih, marah, kekecewaan yang mendalam, kurang konsentrasi, tidak bergairah, tidak semangat bersekolah, dan lain-lain. Gangguan yang wajar, namun bukan berarti harus dibiarkan tanpa ditangani lebih lanjut.

Guna membantu penanganan psikososial ini, Procter & Gamble (P&G) bersama dengan Save the Children Indonesia dan Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur melakukan aksi tanggap darurat lewat tiga program utama, yaitu Dukungan Psikososial, Pendidikan dalam Situasi Darurat, dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun