Kucu kemudian ditimbang, beratnya hanya 150 gram. Normalnya 300-500 gram untuk usia 3 minggu. Kurus banget kan?
Tapi perut Kucu tidak kembung, tidak ada bakteri, tidak ada virus. Setidaknya terlihat dari tidak adanya sisa kotoran yang menempel di termometer. Tidak ada masalah dengan saluran pencernaannya. Terpenting lagi Kucu tidak diare dan tidak muntah-muntah. Jadi, secara fisik ok.Â
Kurang asupan nutrisi karena saluran pencernaan belum berkembang sempurna, sebagaimana halnya bayi manusia. Jadi, ketika diberi makan atau susu belum bisa dicerna dengan baik, akibatnya jadi tidak bergairah. Dokter menyarankan untuk memberi susu sesering mungkin, tapi secukupnya dan agak kental.
Kucu pun disuntik vitamin untuk memulihkan staminanya. Kemudian dokter meracik vitamin dalam bentuk kapsul untuk masa perawatan di rumah. Dikasih vitamin ATP yang bertekstur gel. Fungsinya untuk menyimpan dan melepaskan energi di dalam tubuh. Katanya, vitamin E di dalamnya berperan sebagai antioksidan alami. Dosisnya 1 x sehari dan 1 x 0,1 mili sehari.
Dokter pun mencontohkan bagaimana cara memberi vitamin itu ke Kucu. Mulut Kucu dibuka, masukkan kapsul, kasih air sedikit melalui suntikan, mulutnya ditutup. Diamkan.Â
Kalau susah, cangkang kapsulnya boleh dibuka, kasih air sedikit, masukkan ke mulut kucing pakai suntikan. Tidak beda jauhlah dengan kita ketika minum obat. Sementara yang berbentuk gel, sama diberikan juga melalui suntikan.
Oh begitu. Baiklah. Untuk "MPASI"nya dokter menyarankan Kucu diberi makanan kaleng khusus "recovery". Makanan ini halus banget. Lebih halus dibandingkan makanan bayi kucing yang biasa dibeli.
Selama 30 menit berkonsultasi, selesailah. saya pun turun, lalu bayar deh di kasir. totalnya 250k. Cukup terjangkau. Terpenting, anak saya tenang dan senang bahwa Kucu baik-baik saja, sudah tertangani dengan baik.
****
Saya sampaikan beberapa hal kepada anak pertama saya sebagaimana arahan dokter hewan.