Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harga BBM Bersubsidi Naik, Ancam Daya Beli Masyarakat

25 Agustus 2022   22:35 Diperbarui: 25 Agustus 2022   22:42 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: kompas.com

Begitu pula dengan Pertalite. Harga jual saat ini masih di angka Rp 7.650 per liter. Sedangkan harga pasarnya mencapai Rp 17.200. Itu berarti, untuk setiap liter Pertalite yang dibayar oleh masyarakat, pemerintah mensubsidi Rp 9.550 per liternya.

Suami saat berada di SPBU (dokumen pribadi)
Suami saat berada di SPBU (dokumen pribadi)

Pemerintah mengaku sudah tidak sanggup lagi mensubsidi BBM. Anggaran subsidi BBM yang digelontorkan pemerintah cukup besar -- mencapai Rp502 triliun yang sebelumnya "hanya" Rp170 triliun.

"Negara manapun tidak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu," kata Jokowi dalam pertemuan dengan tujuh pemimpin lembaga tinggi negara di Istana Negara, Jumat 12 Agustus 2022, sebagaimana dikutip kompas.com

"Tetapi, apakah angka Rp 502 triliun masih terus kuat kita pertahankan? Kalau bisa, ya, Alhamdulillah baik, artinya rakyat tidak terbebankan. Tetapi kalau memang APBN tidak kuat, bagaimana?" lanjut Presiden.

Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sendiri yang "mengumumkan" Presiden Joko Widodo akan menaikkan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar. Luhut menegaskan, pemerintah ingin agar BBM bersubsidi tidak dinikmati orang kaya.

Saat ini, pemerintah masih dipertimbangkan baik buruknya jika BBM bersubsidi ini harganya jadi dinaikkan. Pemerintah, menyadari kebijakan ini akan menyebabkan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat atau kemampuan konsumsi masyarakat.

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia telah mewacanakan kenaikan harga Pertalite dari saat ini Rp 7.650 per liter menjadi sebesar Rp 10.000 per liter. Sementara belum jelas berapa kenaikan harga solar subsidi.

Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati pun bersuara atas rencana tersebut. PKS, katanya, tetap tidak setuju jika harga BBM bersubsidi naik. 

Menurutnya, kenaikan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar akan berimbas pada kenaikan harga-harga barang. Baik yang berdampak langsung maupun tidak langsung. 

Jika harga BBM bersubsidi naik, dikhawatirkan akan menghantam kembali daya beli dan konsumsi masyarakat. Tentu saja itu akan berdampak terhadap pemulihan ekonomi yang sedang berjalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun