Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikmah di Balik Kisah Maryam Binti Imran

21 Juni 2022   14:54 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:03 2221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuannya, agar anak-anak kita bisa melahirkan anak-anak dzurriyah (anak-anak dan keturunan) yang mengajak kita berkumpul bersama para ahli syurga. Berkumpul bersama keluarga di dalam surga yang tingkatnya sama jelas suatu kenikmatan dan anugerah yang tiada tara.

Ustadzah melanjutkan. Cerita tentang Maryam dimulai dari ibundanya, bernama Hannah binti Faqudz. Istri Imran bin Ba'sham ini seorang ahli ibadah yang tumbuh di lingkungan yang baik yang senantiasa berdoa memohon keturunan.

Hannah adalah perempuan shalehah yang taat beribadah kepada Tuhannya. Masih keturunan Nabi Harun AS. Begitu pula dengan suaminya yang juga masih keturunan Nabi Harun AS.

Hingga mereka hidup sampai renta dan tua, Hanna dan adiknya Asy'ya binti Faqud belum juga diberi keturunan. Penduduk Baitul Maqdis (Palestina) menghinakan mereka dengan perkataan yang amat menyakitkan hati. Dihina sebagai perempuan mandul pengikut iblis.

Hannah memiliki kesabaran yang sangat luar biasa. Meski ia tidak juga memiliki keturunan, tidak ada keputusasaan pada diri Hannah akan harapan memiliki anak meskipun sampai usia tua.

Suatu hari, ketika Hannah duduk di bawah pohon Mawalih di wilayah Palestina, tiba-tiba seekor burung terlihat sedang memberi makan anaknya. Ia jadi teringat akan keinginannya memiliki anak.

Lalu ia berdoa kepada Allah agar dikaruniai keturunan. Selang beberapa waktu, Allah pun mengabulkan doa Hannah binti Faqudz. Hannah pun hamil di usianya yang tua. Ia memuji Allah dan bersyukur kepadaNya.

Saat akan berangkat ke Al-Quds, Hannah berdiri dari mihrabnya seraya berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku (untuk) menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu, terimalah nazar itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Mahamendengar lagi Maha Mengetahui" (QS Ali Imran: 35)

Saat mengandung, sang suami meninggal dunia. Tentu ia merasa sedih. Namun, ia tetap menjaga kandungannya. Hingga akhirnya, ia pun melahirkan yang ternyata seorang anak perempuan. Kelahirannya di tengah budaya patriarki yang kuat menjadikan Maryam dianggap sebagai aib bagi masyarakat sekitar.

Hannah jelas khawatir, bagaimana dengan nazarnya? Ia merasa terpukul sebab kaum Bani Israil tidak biasa memasrahkan kepercayaan mereka untuk mengurus Baitul Maqdis kecuali pada anak laki-laki.

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari godaan setan yang terkutuk." (Q.S Ali Imran: 36).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun