Prosesnya sama ketika saya, suami, dan dua anak saya divaksinasi. Setelah didata, anak-anak dikumpulkan di ruang tunggu, ditenda. Lalu beralih ke tempat menunggu dekat ruang pendaftaran.
Setelah itu, ke bagian pendaftaran. Petugas memverifikasi data berdasarkan fotocopy KK. Lalu ke ruang screening. Di sini, siswa diperiksa tekanan darah dan riwayat penyakit. Jika dinyata ok, siswa ke ruang vaksinasi.
Setelah itu, ke ruang observasi untuk memantau ada tidaknya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
Diinfokan biasanya setelah divaksinasi akan terjadi KIPI lokal. Pada tempat suntikan biasanya nyeri, bengkak, dan gatal. Sementara gejala sistemik yang timbul seperti demam, batuk, sakit kepala, mual, muntah, sakit otot, dan kelelahan.
Anak saya, Alhamdulillah mengaku tidak mengalami keluhan apa-apa selain pegal di bekas suntikan.
Jika, tidak ada keluhan, siswa diberikan kartu vaksinasi Covid-19 yang berisi data vaksisnasi dosis pertama serta jadwal vaksinasi dosis kedua.
Vaksinasi dosis kedua ini diberikan sebanyak dua kali dengan rentang waktu 1 bulan atau 4 minggu.
Sepenglihatan saya, pelaksanaan vaksinasi ini cukup lancar. Tidak terdengar tangisan anak yang ketakutan divaksin. Sepertinya biasa-biasa saja. Keluhannya hanya lengan bekan suntik terasa pegal.
Ada juga beberapa anak yang tidak bisa divaksin karena dalam kondisi batuk dan pilek. Petugas yang memeriksa tidak memperkenankan anak tersebut untuk lanjut vaksin
Pemberian vaksinasi Covid-19 untuk usia 6-11 tahun ini sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2021. Yaitu tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 pada saat Natal tahun 2021 dan Tahun Baru 2022.
Kebetulan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir, berkesempatan meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk usia 6-11 tahun.