Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saiful Jamil dan Hilangnya "Kewarasan"

6 September 2021   18:03 Diperbarui: 6 September 2021   18:55 1901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana ia mengomentari kualitas suara, pilihan lagu, hingga fashion yang sejatinya sudah disiapkan oleh fashion stylist di belakang panggung. Sesuatu yang tidak penting-penting amat. 

Mereka yang menyambut Saiful Jamil terkesan masa bodoh soal moral, tidak ambil pusing apakah ia nyata-nyata seorang pedofilia, tidak peduli juga bagaimana orientasi seksual sejenis dari yang bersangkutan, menutup mata atas tindakan menyuap oknum panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Semua seolah menjadi lembaran putih tanpa noda.

Ini bukan tentang apa orientasi seksualnya, itu menjadi urusan pribadinya dengan Tuhan.  Tapi ini tentang kejahatan seksual, dengan korban anak di bawah umur, terlebih dengan ada unsur pemerkosaan di dalamnya. Ini tentang kejahatan yang paling biadab karena menghancurkan masa depan korbannya.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sendiri hingga kini belum "bersuara keras", hanya menyatakan tidak ada larangan Saiful Jamil tampil di layar televisi. KPI menyampaikan sampai saat ini tidak ada aturan dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) terkait terpidana maupun mantan narapidana tampil di publik lewat siaran nasional.

"Di dalam P3SPS tidak ada aturan secara spesifik terkait hal tersebut, baik pelaku pelecehan seksual maupun tindakan asusila apa pun" tutur Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Mulyo Hadi, seperti dikutip kumparan.com, Jumat (3/9/2021).

Meski demikian, KPI meminta pihak televisi peka terhadap sentimen publik atas kasus Saiful Jamil. 

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengajak masyarakat agar tak menonton tayangan yang menampilkan mantan narapidana kasus pencabulan Saipul Jamil.

Sutradara Angga Sasongko malah mengambil sikap lebih tegas dengan menghentikan pendistribusian film animasi Nussa Rara dan Keluarga Cemara dengan stasiun televisi (TV), yang mengundang Saipul Jamil. 

Hal yang sama juga dilakukan kepada stasiun TV lainnya jika memberikan ruang pada yang bersangkutan. Pihak rumah produksi Visinema Pictures yang mendistribusikan film animasi tersebut menilai TV tidak menghormati korban pelecehan seksual yang dilakukan Saipul Jamil

Sepertinya kita harus mencontoh apa yang dilakukan China terhadap artisnya, Kris Wu, yang juga tersandung kasus pelecehan seksual anak di bawah umur. Meski Kris Wu masih dalam proses hukum tapi pemerintah China bertindak tegas. Semua jejak digital dan akun pribadi media sosial Kris Wu yang memiliki 51 juta follower di Weibo, dihapus.

Takhanya itu. Semua karya Kris Wu, entah itu film, lagu, dan sebagainya, yang sudah tayang di platform digital seperti di Youku, iQiyi, dan Tencent, juga dihapus. Media di China mendukung kebijakan itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun