Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Susahnya "Berburu" Ruang ICU Covid-19

13 Juli 2021   16:40 Diperbarui: 13 Juli 2021   16:52 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak menyerah, saya coba hubungi beberapa direktur rumah sakit kenalan saya, dan hasilnya sama saja. Saya pun menitip pesan jika ada 1 bed kosong mohon perkenannya untuk menginformasikannya kepada saya.

"Maaf mbak laporan pagi ini icu covid kami masih penuh. Krn skrg 30% pasien msk igd butuh icu," kata Direktur RS Haji Jakarta dr. Mahesa Paranadipa Maikel, yang juga Ketua Umum DPP Masyarakat Hukum Kesehatan  Indonesia, membalas pesan saya.

Adik saya juga melaporkan hasil yang sama. Di Kota Bogor juga full untuk ICU. Begitu setidaknya informasi yang didapatkan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor. 

Sampai per hari ini, belum didapatkan 1 bed ICU untuk ibu saya. Laporan yang masuk penuh. Di jaringan RS Siloam pun demikian. Ibu saya masih masuk waiting list di RS Siloam Kelapa Dua Tangerang.

Penyakit virus Corona ini bukanlah penyakit yang dalam satu atau dua hari bisa sembuh. Butuh waktu minimal satu hingga dua minggu untuk perawatan pasien Corona. Ini juga tergantung bagaimana kasusnya.

Untuk kasus berat pasien Covid-19 membutuhkan ventilator atau alat bantu napas. Sedangkan pada pasien Corona dengan kasus ringan tidak menggunakan ventilator atau alat bantu napas. 

Nah, ibu saya masuk dalam kategori berat, sedangkan saya masuk ringan karena tidak bergejala, sementara anak-anak dan suami bergejala tapi masih kategori ringan sehingga kami sekeluarga melakukan isolasi mandiri di rumah.

Berita kematian Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja dunia setelah berjuang melawan Covid -19 pada Minggu (11/7/2021), semakin mempertegas kenyataan betapa susahnya mencari ruang ICU. 

Bupati sempat menjalani perawatan selama 10 hari di dua rumah sakit, yakni di RS Permata Bekasi dan Rumah Sakit Siloam, Kelapa Dua, Tangerang. Perawatan dilakukan di Tangerang setelah Sang Bupati tak mendapat ruang ICU di wilayahnya sendiri yang penuh dengan pasien. 

Suatu ironi. Orang nomor satu di Kabupaten Bekasi saja tidak bisa mendapatkan ruang ICU, bagaimana orang-orang nomor kesekian. Sistem pelayanan kesehatan Indonesia sepertinya benar-benar kolaps.

Ya, Kota Depok dan Jakarta, mungkin juga kota lainnya, menurut saya, sedang tidak baik-baik saja. Tingginya kasus Covid-19 membuat rumah sakit kebanjiran pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun