Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sedih, Ramadan Berakhir, Tilawah Bareng Berakhir

12 Mei 2021   08:37 Diperbarui: 12 Mei 2021   08:42 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Selasa (11/5/2021) kemarin, menjadi hari terakhir kegiatan Tilawah Bareng (TiBar) secara online yang diadakan DKM Masjid Al Ihsan Permata Depok. Kemarin, membaca Alquran sudah sampai pada surat terakhir, surat ke-114, yaitu surat an-Nas.

Selama Ramadhan masjid di kompleks tempat saya tinggal ini memang memiliki sejumlah kegiatan, salah satunya TiBar ini. Hampir satu bulan kegiatan ini diadakan untuk mengisi bulan Ramadhan dan sebagai upaya menghidupkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. 

"Supaya kita masih bisa belajar walaupun dengan kondisi apapun," kata guru tahsin ustadzah Zahra Faiza yang akrab disapa ibu Icha ini.

Agar lebih fokus, jumlah peserta dalam satu kelompok dibatasi. Dalam kelompok saya ada sekitar 7 peserta dengan dipandu guru tahsin yang begitu telaten dan sabar memandu kami.

Syarat mengikuti kegiatan yang diadakan usai shalat Subuh ini harus lancar membaca Alquran yang sesuai tadjwid. Mengapa, karena kegiatan ini dibatasi waktunya sekitar 1,5 jam sementara masih ada kelompok lain di jam berikutnya yang sudah terjadwal.

Baca juga:
Tilawah Bareng Online Solusi Saat di Rumah Saja

Selama hampir sebulan belajar mengaji yang baik dan benar melalui aplikasi zoom itu, ternyata beberapa di antara kami masih ada yang salah. Di antaranya cara mengucapkan huruf ghain, tho, shod yang kurang tepat. Pengucapan huruf qolqolah juga masih kurang tepat.

Saya, misalnya, saat mengucapkan huruf ghain bersukun masih saja kurang benar. Mengucapkan huruf ghain berharakat benar, tapi saat huruf itu mati, selalu belum tepat. Berulang kali guru mengaji mengajarkan cara mengucapkan yang benar, masih kurang tepat juga. Kadang benar, eh kadang kembali ke semula.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
"Terus saja dilatih. Memang butuh waktu, apalagi sudah bertahun-tahun kita terbiasa dengan mengucapkannya seperti itu. Tinggal pembiasaan saja. Anggap saja ini pertanda Allah lagi sayang sama kita. Mengulang-ulang memperbaiki kesalahan membaca kan dapat pahala," kata guru tahsin yang akrab disapa Ica ini.

Dikatakan, Allah tidak melihat hasil, yang dilihat adalah prosesnya. Jadi, kami diminta untuk tidak berkecil hati untuk terus belajar mengaji dengan baik dan benar. Satu huruf yang salah diucapkan terus diperbaiki meski harus berulang Allah mencatatnya sebagai pahala buat kita.

Itu baru satu huruf, belum huruf-huruf yang lain, belum lagi kalau kita lancar membacanya, belum lagi kalau kita juga turut mengajarkan kepada yang lain. Berapa ganjaran pahala yang Allah hadiahkan buat kita? Allah sungguh Maha Baik.

Saya sendiri masuk "kelas" TiBar suka telat. Bukan karena malas. Tapi saya menyimak dulu bacaan surah yang dikirimkan guru mengaji di group TiBar. Biasanya dikirim malam, cuma karena malam saya sudah teler, saya menyimaknya di saat kelas dimulai.

Lalu saya membuka channel Youtube Rumah Tadjwid, yang berisi cara membaca makhraj yang benar, terutama untuk huruf yang menjadi catatan bu guru. Setelah itu, baru saya gabung di "kelas".

Di sisi lain, "terlambatnya" saya juga memberikan keuntungan buat saya karena biasanya mendapatkan giliran terakhir. Dengan begitu, saya bisa menyimak bacaan para peserta, apa kesalahannya, apa koreksinya. Tapi ini juga belum tentu membuat bacaan saya tanpa cela. Eh, masih ada yang salah juga.

Cara memberitahukan kami bahwa cara membaca kami salah, guru tidak serta merta bilang salah, tapi dibarengi dengan ilmunya. Jadi, kita membaca Alquran harus berdasarkan ilmu. Lancar membaca Alquran bukan berarti apa yang kita baca itu benar sesuai tadjwid.

Misalnya, pada edisi Minggu (25/4/2021), saat membaca surat Al Muddasir (Orang yang berkemul), surat ke-74 dengan 54 ayat. Surah yang berisi perintah langsung Allah kepada Nabi Muhammad saw untuk menyerukan dakwahnya seusai menerima wahyu yang pertama.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
 Yang menjadi catatannya yaitu, cara membaca ayat Alquran di akhir kalimat jika bertemu dengan huruf waw bertasydid, ya' bertasydid, saat waqaf di huruf bertasydid, hamzah, tanda washal bertemu tasdjid, dan alif tatsniyyah, maka dibacanya nabr.

Nabr adalah menekan suku kata atau huruf tertentu dari huruf-huruf pada suatu kata sehingga terdengar sedikit lebih keras daripada huruf-huruf lain yang ada di dekatnya.

Jadi, kalimat dibaca Nabr jika: 1. Saat bertemu huruf waw dan ya bertasydid baik didahului huruf berharakat dhammah, fathah dan kasrah; 2. Saat bertemu huruf bertasydid; 3. Saat waqaf pada hamzah yang didahului huruf mad atau layyin; 4. Saat waqaf pada huruf bertasydid selain huruf ghunnah bertasydid (huruf mim dan nun); 5. Saat alif bertemu dengan hamzah washal.

Sebelum menutup pertemuan, guru Ica meminta pesan dan kesan kami. Semua dari kami menyatakan kegiatan tilawah bareng ini sangat bermanfaat. Yang selama ini merasa membaca Alquran sudah benar, ternyata salah.

Itu yang sudah lancar membaca, bagaimana dengan yang masih terbata-bata, tentu banyak kesalahan yang diucapkannya, meski tetap juga mendapatkan pahala dari Allah. Masya Allah.

Aisyah mengatakan dalam satu hadis bahwasannya Rasul bersabda, "Orang yang membaca Alquran dan dia pandai (lancar dalam membacanya), maka dia akan bersama para malaikat. Sedangkan orang yang membaca Alquran namun masih tergagap-gagap (belum lancar), maka dia akan mendapatkan dua pahala". (Hr. Turmudzi: 2829)

Kami pun meminta agar kegiatan ini tidak diadakan saat bulan Ramadhan saja, tetapi dilanjutkan pada bulan-bulan berikutnya.

Bisa dipahami memang, beribadah di bulan Ramadhan diganjar pahala berkali-kali lipat oleh Allah SWT. Meski kita tidak berharapkan balasan karena murni ingin beribadah, Allah tetap membalas ibadah kita sebagai bentuk kasih sayangNya kepada kita.

Bulan Ramadhan juga bulan Alquran. Pada bulan inilah Alquran pertama kali diturunkan dari lauhul mahfuz ke langit dunia secara sekaligus, lalu dari langit dunia di turunkan ke bumi secara berangsur-angsur dan diterima oleh nabi Muhammad saw.

Allah berfirman:
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)" (Al-Baqarah: 185).

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
 Meski begitu, bukan berarti membaca Alquran hanya di bulan Ramadhan saja, tetapi selama hayat masih dikandung badan, selama itu kita harus bisa berinteraksi dengan Alquran.

Rasulullah saw bersabda "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau belajar Alquran dan mau mengajarkannya". (Bukhari dan Ashabus sunan)

Terlebih dengan membaca Alquran kita akan mendapatkan kemuliaannya dan menemukan kebahagiaannya. Baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?" (Al-Anbiya: 10).

Kalau kita benar-benar ingin membumikan Alquran, maka tiada cara lain yang harus dibenahi adalah cara mengaji kita. Membaca dengan cara yang baik dan benar. Sesuai tadjwid.

Guru Ica pun berharap setelah belajar selama Ramadhan, peserta bisa termotivasi terus belajar. Tidak berhenti setelah Ramadhan, tapi berlanjut hingga akhir hayat.

Karena sesungguhnya belajar Alquran itu tidak sulit. Allah yang menurunkan Alquran sudah pasti tidak untuk menyulitkan kita. Allah sudah menakar kemampuan kita. Itu sebabnya, kita jangan berhenti belajar.

Alquran adalah kitab suci umat Islam yang tidak ada kesalahan di dalamnya. Karena itu, kita pun harus membacanya dengan baik dan benar tanpa kesalahan. Membaca Alquran tanpa tadjwid maka akan merusak makna yang terkandung di dalam Alquran.

Bagaimana pun membaca Alquran dengan baik dan benar merupakan salah satu kewajiban seorang muslim yang taat. Membaca Alquran dengan ketentuan ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu ain atau diwajibkan untuk setiap individu.

Mempelajari cara membaca Alquran disarankan dengan bantuan guru ngaji. Dengan bantuan guru ngaji, kita pun dapat mempelajari Alquran dengan mudah dan bacaan yang dilafalkan pun benar.

Wallahu 'alam bisshawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun