Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Bagaimana Cara RS Bisa Bertahan?

28 Maret 2021   18:15 Diperbarui: 28 Maret 2021   18:44 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CEO RS Premier Bintaro Dr. Martha M. L. Siahaan, MARS MHKes (Dokumen pribadi)

Pandemi Covid-19 sudah satu tahun berlalu. Dan, hingga kini belum ada tanda-tanda kapan berakhir. Satu tahun itu pula hampir seluruh industri terkena dampaknya. Tak terkecuali dengan industri kesehatan seperti rumah sakit (RS).

Tantangan yang dihadapi RS pun semakin besar, terlebih di tahun yang penuh ketidakpastian ini. Berbagai tantangan untuk tetap dapat bertahan di tengah gempuran pandemi Covid-19, harus disikapi dengan bijak.

Hal itulah yang dihadapi RS Premier Bintaro. Pandemi Covid-19 membuat orang-orang enggan ke rumah sakit. Sebagian besar takut ke luar rumah dan memilih melakukan konsultasi secara online. Perubahan ini jelas kurang menguntungkan.

"Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Aktivitas yang awalnya masih didominasi oleh kontak fisik, kini lebih banyak dilakukan melalui jaringan internet. Situasi tersebut tentu kurang menguntungkan bagi industri layanan kesehatan seperti rumah sakit," tutur CEO RS Premier Bintaro Dr. Martha M. L. Siahaan, MARS MHKes.

Ia menyampaikan hal itu dalam Giant Webinar bertema Marketing Strategy Pandemic: How High Can We Fly, Sabtu (27/3/2021). Webinar diadakan agar ditemukan strategi bagaimana rumah sakit bisa bertahan dan melayani masyarakat dengan lebih baik.

Webinar ini terselenggara hasil kerjasama RS Premier Bintaro dengan IKAMARS (Ikatan Alumni Magister Administrasi Rumah Sakit) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Citilink, Admedika, ARSADA (Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia), dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Dekan FKM Universitas Indonesia Prof. Dr. Sabarinah, MSc (Dokumen pribadi)
Dekan FKM Universitas Indonesia Prof. Dr. Sabarinah, MSc (Dokumen pribadi)

Hadir pula Dekan FKM Universitas Indonesia Prof. Dr. Sabarinah, MSc, dan Ketua Umum IKAMARS FKM Universitas Indonesia Dr. Hariyadi Wibowo, SH, MARS.

Dikatakan, tidak banyak yang tahu bagaimana rumah sakit sebagai perusahaan dapat berjuang untuk bertahan melalui pandemi ini. Selain membantu masyarakat, mereka juga berjuang mengatasi ancaman terhadap diri sendiri.

Untuk bisa bertahan dalam situasi seperti sekarang ini, rumah sakit perlu melakukan strategi yang berbeda dari biasanya yang sering disebut strategi out of the box. Ini sangat dibutuhkan agar operasionalisasi rumah sakit dalam melayani pasien tetap bisa berjalan dengan baik. Tidak mengalami "kelumpuhan".

Namun, ia menyakini di balik pandemi Covid-19 ada peluang untuk dapat bertumbuh dan tidak tenggelam. Yang harus diperhatikan oleh industri rumah sakit yaitu bagaimana menyikapi trend teknologi.

Perubahan perilaku konsumen yang sekarang lebih senang dengan layanan digital -- tercermin dari menurunnya kunjungan rawat jalan dan rawat inap di hampir seluruh RS, harus segera ditangkap sebagai peluang.

RS Premier Bintaro sendiri, diakuinya, telah melakukan strategi marketing yang berbeda sejak pandemi Covid-19. Mulai dari layanan kesehatan berbasis internet (telemedicine), layanan drive thru PCR, klinik anak drive thru, telehealth plus, tele medicine, tele emergency, tele stroke, dan lainnya.

Selain itu, banyak memanfaatkan media sosial yang ada mulai dari podcast, IG dan twitter. Berbagai terobosan layanan kesehatan tersebut disambut hangat masyarakat. Kini rasio keterpakaian tempat tidur sudah mulai meningkat hingga 65 -- 75 persen sejak pandemi.

"Kita dapat beradaptasi dan kreatif untuk bisa switch keadaan yang krisis menjadi sebuah oppurtunity sehingga dapat ikut meningkatkan perekonomian negara. Kita harus bergandengan tangan untuk menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini," tambah dr. Martha.

VP Corporate Strategy Citilink Indonesia Ir Heriyanto, MMS (Dokumen pribadi)
VP Corporate Strategy Citilink Indonesia Ir Heriyanto, MMS (Dokumen pribadi)
Tidak hanya industri kesehatan saya yang terdampat. Industri pemerbangan pun mengalami hal serupa. Pandemi yang diikuti larangan bepergian (PSBB) telah menjadi pukulan telak bagi industri penerbangan. Sebut saja Citilink, maskapai penerbangan nasional anak usaha Garuda Indonesia.

Tetapi sebagaimana diakui VP Corporate Strategy Citilink Indonesia Ir Heriyanto, MMS, Citilink melihat adanya peluang yang terlihat dari meningkatnya e-commerce (bisnis online). Itu sebabnya, di tengah larangan penerbangan orang, Citilink memperkuat lini bisnis pengiriman barang (kargo).

Strategi bisnis tersebut telah membuat Citilink mampu bertahan hingga saat ini. Tidak terlihat kolaos. Yang ada mendapat award. Sementara banyak maskapai penerbangan lain bahkan kelas dunia yang menukik turun dan terhempas.

"Kami mengurangi cost, memaksimalkan utilisasi alat produksi, meningkatkan layanan cargo, dan tentunya menerapkan protokol kesehatan baik di internal maupun untuk eksternal," katanya.

Pandemi, katanya, telah membuat penggunaan teknologi informasi meningkat pesat. Dalam pandangannya, hal ini menjadi peluang bisnis bagi siapa saja yang mampu menangkapnya, tidak harus perusahaan berbasis IT.

"Teman-teman dari rumah sakit dapat mulai memanfaatkan teknologi untuk pelayanan kesehatan kepada pasien, seperti telemedicine. Terobosan ini faktanya sangat disukai masyarakat sekaligus solusi bagi masyarakat yang takut pergi ke rumah sakit," tegasnya.

Kepala Seksi Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr. Verry Adrian, M.Epid, menyadari, pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini menuntut rumah sakit harus beradaptasi.

Industri RS pun harus menghadapi berbagai tantangan untuk tetap dapat memberikan pelayanan kesehatan, baik pada penderita Covid-19 maupun pasien umum. Kondisi pandemi tetap harus disikapi dengan bijak agar RS tetap bisa bertahan.

Ketua Umum ARSADA Pusat Dr. R. Heru Ariyadi, MPH
Ketua Umum ARSADA Pusat Dr. R. Heru Ariyadi, MPH
Ketua Umum ARSADA Pusat Dr. R. Heru Ariyadi, MPH, menyampaikan, kita belajar banyak dari pandemi Covid-19. Bagaimana rumah sakit daerah (RSD) menerapkan strategi marketing yang dapat mengubah ancaman menjadi peluang dan mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

Ada kasus RSD berada pada peringkat paling bawah, setelah mendapatkan pendampingan pelatihan manajemen dari beberapa PTN, RSD tersebut mengalami peningkatan mutu dan kinerja, bahkan selalu menjadi rangking satu. 

Ini artinya, jika ada kemauan, pasti membawa hasil. Strategi marketing RS memang diperlukan untuk bisa bertahan namun harus disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku.

Menurutnya, ada beberapa peluang yang bisa ditangkap rumah sakit dari adanya pandemi Covid-19 ini. Misalnya dengan menerapkan layanan konsultasi online atau telemedicine. Menurutnya, semakin banyak masyarakat yang menggunakan layanan tersebut.

Karena itu, ia menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi kesehatan dalam meningkatkan kualitas layanan. Terlebih rumah sakit diperkenankan melakukan telehealth/teleconsultation. Prinsipnya ada pelayanan telemedicine di Permenkes no.20/2019.

Layanan telemedicine menjadi alternatif utama untuk bisa mengakses layanan kesehatan di saat konsumen masih khawatir dan enggan pergi ke rumah sakit.

"Kalau kita bisa menangkap peluang dari Covid-19 ini, Insyaallaah rumah sakit tidak akan terjerembab. Bukan hanya bisa bertahan tapi juga mudah-mudahan masih bisa terus bertumbuh," tegasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun