Jadi, saya pun meminta kawan saya untuk rapid test antigen sesegera mungkin. Tidak bisa ditunda-tunda. Kalau kawan saya reaktif, berarti saya dan anak saya juga harus rapid test antigen.
"Coba loe pastiin dulu mak, soalnya kan minggu loe ke rumah gue. Anak loe main sama anak gue. Kalau loe negatif ya Alhamdulillah. Kalau reaktif, berarti mau nggak mau gue dan anak gue harus rapid tes juga," kata saya.
Covid-19 benar-benar bikin saya cemas. Bagaimana tidak. Soalnya selain bertemu saya, kawan saya juga mampir ke warung berbelanja sayuran. Berapa orang yang harus ditracking?
Tapi saya singkirkan kekhawatiran saya itu. Saya tidak mau rasa khawatir saya dapat menurunkan daya tahan tubuh saya. Sesuatu yang sangat disukai virus.
Setelah kawan saya rapid test antigen di klinik kesehatan di kompleks rumah, Alhamdulillah hasilnya negatif. Saya pun jadi lega. Itu, berarti saya dan anak saya tidak perlu rapid test antigen. Itu juga berarti saya dan kawan saya tidak dilingkupi rasa khawatir.
Kasus Covid-19 di lingkungan rumah saya juga bagaikan mati satu tumbuh seribu. Kemarin saja, saya dapat informasi di group kalau tetangga yang satu sektor dengan saya kembali ada yang terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan test PCR.
Itu menjadi warning Covid-19 semakin dekat dengan keluarga saya dan keluarga-keluarga yang lain. Pandemi memang telah menimbulkan berbagai jenis perasaan mulai dari stres, khawatir, cemas, dan takut. Yang tidak kena saja dibayang-bayangi rasa cemas, bagaimana dengan yang sudah terkonfirmasi positif?
Saya saja langsung khawatir ketika menyadari kawan saya yang berkunjung ke rumah saya habis kontak kawan saya yang positif Covid-19. Wabah virus Covid-19 memang tidak hanya memengaruhi secara fisik, tetapi juga kesehatan mental masyarakat.
Nah, itulah pentingnya 3T -- tracing (penelurusan), testing (pengujian), dan treatment (perawatan). Jika dari hasil testing ditemukan hasil terkonfirmasi positif, harus dilakukan tracing lanjutan untuk mengetahui kontak selanjutnya.
Jangan biarkan 3T bagai lingkaran setan tak berujung jika salah satu dari 3T ini gagal dilakukan mengingat ketiganya saling berkaitan.Â
Jika positif lanjut tracking, kemudian treatment. Jangan setelah testing tidak dilakukan tracking. Atau jangan juga setelah testing tidak melakukan treatment dan tracking.Â