Jadi, kalau saya perlu apa-apa, makan, misalnya, maka makanan itu dibawakan dengan jarak minimal. Masa 'isolasi' ini minimal selama 24 jam, lebih bagus lain hingga 24 jam. Setelah itu, kembali normal. Karena umumnya, seluruh zat radioaktif akan hilang dalam dua hari sesudah pencitraan.
Setelah mendapatkan penjelasan, petugas pun bertanya perihal penyakit pasien, dan pertanyaan-pertanyaan standar, seperti apakah ada alergi, apakah punya hipertensi, diabetes, apakah pernah jatuh, apakah pernah sakit gigi, dan lain-lain.
"Sekarang ada keluhan nggak bu?" tanyanya yang saya jawab ada. Lengan kanan saya, dari bahu hingga ke tangan tulang-tulangnya terasa sakit. Masih bisa digerakkan sih tapi disertai ras nyut-nyutan.
Setelah menunggu 2 jam lebih setelah obat radiofarmaka disuntikkan di bagian punggung tangan saya, saya pun dipanggil ke ruangan bone scan.
Sebelum pencitraan dilakukan, saya diminta untuk buang air kecil terlebih dulu. Kantung kemih yang penuh dapat mengganggu pencitraan tulang panggul, dan pasien akan merasa kurang nyaman selama pemeriksaan.
Alatnya sepintas mirip dengan alat MRI atau CT Scan atau Radioterapi. Hanya bedanya, saya tidak perlu mengganti dengan pakaian khusus.
Saya hanya diminta merebah dengan kepala di atas bantal. Tak lama, mesin pencitraan bergerak perlahan-lahan melewati tubuh. Sekitar 45 menit saya merebah. Saya sampai merem melek menahan kantuk.
Tidak ada aba-aba yang harus dilakukan pasien lewat pengeras suara seperti saat saya MRI atau CT Scan atau Radioterapi.
Sudah deh. Saya minta ijin foto alat itu, tidak dikasih oleh petugas. "Tidak boleh bu," katanya. Padahal maksud saya buat foto pelengkap tulisan saya ini.
Lalu saya dikasih struk pengambilan hasil bone scan, yang hasilnya baru bisa didapatkan setelah 3 hari kerja. Berarti Selasa besok.Â
Baiklah, saya berharap hasilnya baik-baik saja. Dan keluhan di lengan kanan saya tidak ada kaitannya dengan penyebaran sel kanker meski ada riyawat di bone scan pertama.