Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

UMP Tidak Naik, Begini (Saya) Menyikapinya

7 November 2020   22:19 Diperbarui: 7 November 2020   22:21 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak tertarik pindah ke tempat lain meski ditawari gaji yang lebih besar. Karena logika saya, semakin besar gaji seseorang, semakin besar juga tuntutan kerjanya, semakin besar beban tanggung jawabnya. Dan, itu tidak saya maui. Bisa-bisa saya semakin sibuk dan tidak ada waktu untuk mengurus keluarga. Terutama anak-anak saya.

Saya selalu menekankan kalau saya ini wanita pekerja, bukan wanita karir karena tidak ada karir yang saya kejar. Bekerja bagi saya untuk mengoptimalkan potensi yang saya miliki. Jadi saya tidak perlu ngoyo untuk mencari "uang banyak".

Kalau mau hitung-hitung, pengeluaran saya dalam sebulan lebih besar daripada gaji yang saya terima dari kantor alias besar pasak daripada tiang. Terlebih pada saat itu suami tidak kerja. Logikanya, saya akan kekurangan uang dong. Tidak bisa menabung. Tidak punya hunian yang nyaman.

Tapi nyatanya saya baik-baik saja. Saya tidak pernah bertengkar hanya karena persoalan ekonomi. Semua saya jalani dengan ikhlas dan lapang dada. Saya tidak pernah merasa kondisi saya dalam keadaan sulit. Semua saya anggap biasa-biasa saja.

Itulah rahasia Allah, yang selalu tidak pernah bisa saya duga, diberikan rejeki dari pintu-pintu yang lain. Pintu satu tertutup, pintu lain terbuka. 

Terbukti, ada saja relasi yang ingin memakai jasa saya. Meski fee jasa yang saya terima kecil tapi berkesinambungan. Gaji yang "tidak cukup" itu pun tertutupi dengan penghasilan lain yang saya dapatkan.


Saya merasakan, semakin saya bersyukur, semakin Allah menambahkan nikmatNya buat saya. Semakin saya mendekatkan diri kepadaNya, Allah juga akan semakin dekat dengan saya, dan memberikan pertolonganNya.

Alhamdulillah... semua atas seijinNya... Suami sudah 6 tahun ini memiliki pekerjaan dengan dengan posisi dan gaji yang cukup baik. Dan, saya masih bisa menekuni pekerjaan saya tanpa ada hambatan berarti.

Jadi, keputusan tidak ada kenaikan upah minimum provinsi (UMP) pada tahun depan bisa saya pahami karena situasi sulit yang dialami banyak sektor akibat tekanan pandemi virus corona (Covid-19).

Sebagaimana kita ketahui, pandemi Covid-19 telah memukul dunia usaha. Banyak UKM yang tutup, terjadinya PHK dan pekerja dirumahkan, cash flow pengusaha yang semakin mengkhawatirkan, yang megap-megap, bahkan tertekan. Akhirnya daya beli masyarakat menurun dan pertumbuhan ekonomi dalam keadaan minus.

Di sisi lain kondisi dunia usaha saat ini juga sangat tidak memungkin UMP dinaikkan. Beban pengusaha sudah sangat berat, mampu bertahan selama pandemi ini saja sudah bersyukur, jika UMP dinaikkan akan sangat memukul pengusaha dan mendorong pengusaha semakin terpuruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun