Nah, kalau bus biru yang saya naiki ini lebih lebar dengan kursi yang saling berhadapan ke arah kiri dan kanan jalan. Jadi kalau mau melihat ke arah depan harus menengokkan kepala.
Jumlah penumpang sedikit. Saya hitung sekitar 6 orang. Di dalam juga terasa cukup dingin. Apa jumlah penumpang lagi sepi barangkali ya. Tersedia pula hand sanitizer yang tertempel di area tengah bus.
Seperti biasa, karena penasaran saya pun bertanya kepada petugas sejak kapan bus Trans Jakarta D21 berwarna biru? Lalu ke mana bus yang berwarna oranye?
Kalau pembayaran dengan kartu e-money, saya bisa maklum, tanpa bertanya pun saya sudah bisa tahu tujuannya untuk menghindari penyebaran virus Covid-19.Â
Transjakarta memang telah meniadakan transaksi non-tunai guna meminimalisir kontak antara petugas dan penumpang. Karenanya, penumpang harus memastikan saldo uang elektronik tercukupi. Kalau saya tadi untung-untungan saja.
Tapi, kalau berubah warna ya perlu ditelusuri hahaha..
Rupanya rute D21 Universitas Indonesia-Lebak Bulus sempat tidak beroperasi menyusul pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh Pemda DKI Jakarta. Nah, kembali beroperasi lagi pada 19 Agustus 2020 tapi hanya beroperasi pada jam-jam tertentu.
Waktu operasionalnya adalah pukul 05.00--10.00 WIB dan 14.00--22.00 WIB pada hari Senin hingga Jumat dengan waktu kedatangan setiap 20 menit karena mempertimbangkan masa perpanjangan PSBB transisi.
Lantas sejak kapan berubah biru mengingat bus oranye yang terakhir saya naiki masih mulus, masih fresh, dan cerah? Saya tidak mendapatkan jawaban pasti dari petugas. "Yang saya tahu sih ini," katanya.Â
Ah, jangan-jangan petugasnya orang baru. Mungkin maksudnya rute UI - Lebak Bulus, ya ini, tidak ada yang lain. Berarti pertanyaan saya belum terjawabkan dong ya.
Perjalanan yang tenang karena lengang, sampailah saya di halte terakhir di Lebak Bulus. Karena ini bus pengumpan, jadi tidak bisa ikut transit di halte Lebak Bulus. Meski jaraknya tidak sampai 50 meter.