Ketika saya mendapat undangan untuk mengikuti bagaimana kegiatan ini berjalan, saya berpikir lomba story telling ini semacam mendongeng cerita fiksi seperti yang sering saya lihat.Â
Saat membaca tema lomba, saya jadi penasaran seperti apa mendongeng cerita yang terkait UMKM. Saya sudah membayangkam ada semacam boneka dan kawan-kawannya sebagai media story telling. Ternyata saya salah.
Ada sekitar 17 peserta dari berbagai organisasi perempuan di Indonesia yang mengikuti lomba ini. Untuk tahap awal peserta sebanyak itu termasuk baguslah menurut saya. Menjadi gambaran untuk melakukan story telling butuh kemampuan dan kemauan. Di sinilah letak sisi kreatifitas pelaku UMKM diasah dan digali.
Lomba story telling ini diadakan secara virtual. Karenanya, para peserta mengirimkannya berupa video kepada panitia. Sudah bisa dipastikan isi cerita harus tidak mengandung SARA dan harus originil. Dari 17 peserta tersebut, juri kemudian menetapkan 3 terbaik untuk memperebutkan juara 1, 2 dan 3.
Tim juri yang terdiri atas Eva Irianti, Elyusra, dan Hartini akhirnya menetapkan 3 pemenang. Penilaian meliputi cerita yang inspiratif, video, cara penyampaian yang menarik, serta memberikan solusi yang nyata bagi usahanya.
Akhirnya Tim juri lomba story telling Kowani Fair Online 2020 memutuskan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Waringin Timur, Kalimantan Timur keluar sebagai juara pertama. Anjungan Sampit Rumah Sejarah Peradaban yang ditampilkan GOW Kota Waringin melalui rekaman video ini, menurut penilaian tim juri menjadi cerita paling menarik dan inspiratif dari pelaku UMKM dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Sementara itu, PIA Ardhya Garini Cabang 5/D Lanud Suryadarma, Subang Jawa Barat yang mengangkat usaha olahan anekan makanan ringan yang dilakukan saat bosan berdiam di rumah karena Covid-19 sebagai juara dua, dan PIA Ardhya Garini Kantin 05 Paskhas Malang yang mengangkat usaha laundry dan rumah makan sebagai juara III.
Dalam sambutannya, Lisye Sinulingga, yang menjadi penanggungjawab lomba story telling Kowani Fair 2020, menjelaskan pandemi Covid-19 telah membuat banyak UMKM mengalami penurunan omset. Tetapi beberapa pelaku UMKM melakukan terobosan dan inovasi, sehingga mampu bertahan hingga sekarang.
"Story telling ini mencoba mengangkat cerita suka duka pelaku UMKM dalam menghadapi pandemi Covid-19, terutama bagaimana mereka bertahan. Tujuannya memberikan inspirasi bagi UMKM lainnya," kata Lisye, di hari ke-3 Kowani Fair Online 2020, Kamis (3/9/2020).
Pandemi Covid-19 diakuinya membawa dampak sangat besar di berbagai sektor, termasuk ekonomi. Namun, dampak virus Corona ini juga dapat menjadi kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk menciptakan peluang usaha sendiri yang bisa dimulai di masa sulit ini.
Menurut saya, story telling menjadi daya tarik tersendiri di saat masyarakat banyak menghabiskan sebagian besar waktunya di dunia digital semacam Facebook, Instagram, Youtube, WhatsApp dan aplikasi-aplikasi lainnya. Â Dengan teknik story telling seolah-olah pelaku UMKM berhadapan langsung dengan konsumennya, padahal tengah menerapkan social distancing.