Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Tahsin Minggu ke-2, Membaca Al Quran Pilih Kualitas atau Kuantitas?

22 Agustus 2020   13:05 Diperbarui: 22 Agustus 2020   15:16 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak sedikit juga ditemukan orang yang mengacuhkan pentingnya membaca Alquran. Banyak keluarga Muslim yang mengabaikan pendidikan baca Alquran. Dan, itu berpengaruh pada kualitas membaca Alquran.
 
Pasti banyaklah orang yang belum mampu membaca Alquran dengan baik dan benar. Contohnya ya saya ini. Meski saya merasa lancar membaca Alquran, tapi belum tentu berkualitas.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Tadi saja saya masih melakukan kesalahan dalam mengucapkan huruf. Ya sedikit sih, tapi tetap terdengar salah oleh guru tahsin. Tajam juga ya pendengarannya. Jadi, pengucapan saya pun diluruskan.

Oh iya, dalam belajar tahsin secara daring ini, video harus dalam keadaan hidup biar guru tahsin bisa melihat gerakan mulut saya. Tidak bisa juga hanya mendengar suara. Kalau gerakan mulut saya salah, guru tahsin akan meluruskannya.

Sebagaimana Syaikh Yusuf Al-Qardhawy mengatakan dalam bukunya "Kaifa Nata 'amalu Ma'a Al'Qurani Al-Azhim" bahwa ada etika zahir dan batin dalam membaca Al-Quran. Di antara etika zahir yang beliau jelaskan adalah membacanya dengan perlahan-lahan sambil memperhatikan huruf-huruf dan barisnya.

Allah Swt sendiri yang memerintahkan kita untuk melakukan hal tersebut. "Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan (tartil)" (QS. Al-Muzammil:4). Ini berarti dalam membaca Al-Quran tidak hanya asal membaca.


Imam Al-Ghazali jugs mengatakan membaca tartil bisa membuat kita lebih dekat kepada kemuliaan dan penghormatan terhadap Alquran, dan lebih berpengaruh bagi hati daripada membaca dengan tergesa-gesa.

Salah satu hikmah membaca dengan tartil, bisa memberi kesempatan kita untuk mentadaburinya. Mengucapkan setiap kata dalam satu ayat dengan perlahan-lahan membuat kita lebih memudahkan otak kita untuk merenungi kandungannya.

Usai belajar tahsin selama dua jam dan diselingi dengan "tausiah" yang saya tuliskan tadi, guru tahsin pun meminta saya dan peserta lainnya untuk kembali mengulang. Tidak perlu lama. Selama 15 menit juga cukup seusai shalat Shubuh atau shalat lainnya. Yang penting terus berlatih agar lidah terbiasa.

"Insyaallah...kalau sudah terbiasa bacaannya baik dan benar," katanya memberikan motivasi. Baik bu guru, terima kasih sudah mengajarkan, mengingatkan, dan memotivasi kami.

Kalau sudah baik dan benar kan tentunya akan mendorong hati kita untuk semakin ingin memahami Alquran. Hati kita akan termotivasi untuk mencari lebih banyak ilmu tentang ayat-ayat Alquran. Dan, tentu saja ini akan mempengaruhi perubahan dalam hidup kita. Bukan begitu? Begitu bukan?

Mumpung kita masih diberi napas dan kehidupan, yuk kita belajar tahsin.

Wallahu a'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun