Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Begini Protokol Kesehatan Resepsi Pernikahan di Gedung

30 Juli 2020   13:05 Diperbarui: 30 Juli 2020   12:52 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak diberlakukannya fase new normal, keinginan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan sudah mulai bermunculan. Ya meski mengadakannya di rumah tanpa kemeriahan layaknya resepsi pernikahan. Hanya ijab kabul, foto-foto, makan. Sudah. Itu pun hanya pihak keluarga mempelai yang jumlahnya juga dibatasi.

Bagaimana kalau ingin menggelar resepsi di gedung di tengah pandemi Covid-19? Apakah memungkinkan?

Apakah ada jaminan ketika tamu datang ke resepsi pernikahan tidak berkerumun? Apakah ada jaminan social distancing bisa diterapkan? Belum lagi saat menyantap hidangan yang berarti harus melepas masker, apakah ada jaminan tidak saling mengobrol?

Nah, kemarin, Rabu (29/7/2020) kebetulan saya diajak untuk melihat simulasi penyelenggaraan resepsi pernikahan di gedung. Simulasi ini diadakan oleh Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) DKI Jakarta. Lokasi "resepsinya" di Graha Finelink, Krukut Taman Sari, Jakarta Barat.

Karena ini simulasi, pastinya ini bukan pernikahan sungguhan, tapi tetap ada "pengantin" pria dan perempuan. Kedua mempelai juga nengenakan gaun pengantin berikut masker yang senada dengan gaun.  Ada pelaminan dengan dua kursi pendamping di kiri kanan untuk kedua orangtua. Alunan musik mengiringi resepsi "pernikahan" ini.

Mau tahu simulasinya? Berikut "laporan pandangan mata saya".

Karena masih pandemi Covid-19, maka resepsi pernikahan menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat. Selain harus berjarak, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, ada sejumlah protokol lain yang harus dilakukan.

Sebut saja tamu undangan yang jumlahnya dibatasi setengah dari kapasitas gedung. Undangan yang dikirim kepada tamu pun dalam bentuk digital, bukan surat undangan yang biasa sering kita terima. Dalam surat undangan ini ada barcode. Barcode ini untuk mengantisipasi kehadiran tamu yang tak diundang.

dok. pribadi
dok. pribadi
Tamu undangan juga sudah diingatkan untuk tidak mengajak anak di bawah usia 5 tahun dan orang tua berusia di atas 60 tahun mengingat rentan tertular Covid-19. Dan, diingatkan pula tamu undangan harus mengenakan masker.

Ketika datang ke gedung resepsi, ada petugas yang mengatur jarak antara tamu undangan. Yang posisi berdiri tiap tamu sudah diberi tanda yang jaraknya sekitar 1 meter. Secara bergantian tamu dicek suhu tubuhnya. Suhu maksimal 37,5 derajat selsius. Di atas itu, tamu tidak diperkenankan masuk.

Setelah itu, tamu diminta untuk mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan. Saat akan memasuki ruang resepsi, dengan menerapkan social distancing tamu mengisi buku tamu digital dengan menscan barcode yang sudah tercetak di layar laptop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun