Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Cinta Terserak

9 Juli 2020   15:52 Diperbarui: 9 Juli 2020   16:03 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

semusim telah berlalu, kau masih saja malu, mungkin kau menyimpan rasa pilu, atas peristiwa dulu, ketika tak jadi ke penghulu, hatimu teriris bagai sembilu, sungguh ngilu, serasa kepala dihantam palu.

kau bilang lukamu tak seberapa, tapi kau tetap saja merasa hampa, mengingat terulang kejadian serupa. "laraku memang sering menimpa, jiwaku mulai tertempa, aku pun tak perlu bertapa," kata-katamu itu jangan kau lupa.

di pantai itu sepenggal kenangan pernah terukir, ketika semua asa terjungkir, saat satu janji mangkir, yang membuat impian tersingkir, memang tak habis pikir, tapi begitulah takdir.

ketika cinta terserak, dan dua hati terpisah jarak, membuatmu susah tergerak, membiarkan foto itu terbingkai di rak, ah hati nuramimu jangan kau tabrak, bagaimana kalau kau dilabrak?

sudahlah tak perlu kau kenang, nanti membuat matamu berlinang, melihatnya aku tak senang, kelak ada lelaki yang pinang, dan saatnya kau merasakan menang, tak ada lagi pilu menggenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun