Mohon tunggu...
Neng Rahmi Agustina
Neng Rahmi Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Panggil aja Rahmi, aku punya hobi menulis dan membaca sepertinya hobi Introvert kebanyakan. Di sini aku berniat menambah skil menulis ilmiah karena biasanya aku menulis tentang cerita atau hal putis yang berhubungan dengan imajinasi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perjalanan -2-

28 November 2022   05:00 Diperbarui: 28 November 2022   07:00 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Jalur mandiri sudah ku tempuh meski hanya satu sebagian yang lain sudah tutup pendaftaran. Awalnya aku pikir, baik lah mari kita merelakan waktu satu tahun ini tanpa melakukan apa pun di rumah. Begitu lah, makan, tidur, makan, tidur dan mungkin sesekali buku catatan berada di hadapan ku dan mulai belajar. Menangis pun sudah menjadi kebiasaan tiap buka ponsel yang aku cari 'universitas yang masih buka pendaftaran di bulan Agustus' sayang nya- semuanya terlalu terlambat.

Kakak perempuan ku mengatakan tidak apa apa, toh bisa kuliah tahun depan dan yang aku syukuri orang tua dan kakak kakak ku tidak menuntut sesuatu dari gadis bodoh ini. Sebagian merasa lega namun kebanyakan perasaan tidak enak dan menyedihkan membuat ku menangis setiap hari. Padahal seharusnya jangan, kata Rasulullah SAW 'jangan berlarut-larut dalam kesedihan.' Dan sahabat nabi juga berkata 'sesuatu yang menjadi takdir mu tidak akan melewati mu' kata-kata yang indah.

Tapi susah, ternyata tidak semudah dan segampang itu. Dimana aku menangis setiap hari menyalahkan diri sendiri parah nya mulai membenci diri sendiri. Lebih menyedihkan nya aku selalu menjadi beban bagi orang lain. Andai kata aku bertemu dengan takdir lebih cepat, apakah akan tetap seperti ini. Aku tidak mau terjerat dalam kata andai dan bayangan apa yang ku harapkan padahal aku hanya manusia yang tidak tau apa-apa. Dan sudah ku bilang semuanya tidak semudah itu, kata dan kelakuan yang di larang oleh Rasulullah SAW itu tidak bisa ku terapkan begitu saja. Satu detik, beres 'aku menerima segalanya' kenyataan nya aku manusia biasa.

Aku hanya belajar pelan-pelan. Belajar tidak menyalahkan diri sendiri, belajar merelakan apa yang bukan jadi takdir ku, belajar bagaimana menerima aku apa adanya, belajar bagaimana tidak melihat kebelakang dalam hal buruk, belajar bagaimana menjadi pribadi yang mengerti arti tentang kegagalan.

Kalau di sebut sebut belajar selama setahun ini tentu saja masih kurang, namun aku pikir semakin waktu berlalu aku semakin baik dalam menerima keadaan. Meski kesedihan itu masih membendung gadis ini dengan impian secercah kunang-kunang. Menulis banyak curhatan di buku tulis dengan tanggal dan hari serta bulan dan tahun. Aku tidak mau mengklaim bahwa cobaan yang Allah berikan kepada ku adalah yang terberat. Tapi bagi aku tanpa melihat orang lain aku kewalahan dengan cobaan itu.

Aku bertahan sekuat tenaga sambil mengatakan 'Ayo semangat' ribuan kali di pikiran ku. Padahal sejujurnya aku tak sanggup menanggung begitu banyak semua itu.

Ingat kata Rasulullah SAW. 'Allah tidak memberikan cobaan di luar batas hambanya' dan lagi-lagi aku berpaling. Sambil bertanya memang nya aku sekuat itu? Seberapa besar mimpi ku di masa depan sampai aku merasa sehancur ini?. Semakin hari pertanyaan-pertanyaan itu tak terbendung. Hanya ada satu hal yang sama, aku percaya dengan takdir Allah SWT, namun masih tidak percaya dengan diri sendiri.

Ternyata mencoba dewasa dan di tutut dewasa itu butuh energi. Padahal kemarin malam aku masih ingat bagaimana aku mendongkrak menatap langit sambil bergumam takjub, betapa indah nya langit penuh bintang malam itu.

Sekarang.....

Bahkan aku tak sempat menatap langit begitu lama.

Untuk gadis satu tahun yang lalu yang masih bersedih dengan sebuah kegagalan.


Semangat dan jangan putus asa
Dari-Ltmpt
Untuk'Ra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun