Setiap hari adalah kesempatan bagi kita untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki. Seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup, banyak dari kita merasa sayang jika ilmu dan pengalaman berharga yang kita kumpulkan sepanjang hidup akan hilang begitu saja. Namun, di era digital saat ini, kita memiliki kesempatan yang luar biasa untuk meninggalkan jejak yang abadi melalui menulis. Pada kesempatan ini, Saya akan membagikan pengalaman bagaimana mengimplementasikan 5S di tempat kerja.  Alasan Saya menulis ini karena dengan mengimplikasikan 5S di perkantoran dapat  membantu mengatur ruang kerja dan berkas digital. Hal ini meningkatkan produktivitas dan mengurangi waktu yang terbuang untuk mencari dokumen. Di manufaktur untuk mengefisienkan lini produksi dan mengurangi limbah. Sedangkan di Gudang mengimplementasikan 5S untuk meningkatkan manajemen inventaris dan pemenuhan pesanan. Bahkan tempat kerja yang berhadapan langsung dengan pelanggan seperti toko ritel menjaga rak tetap terisi dan teratur, sehingga meningkatkan pengalaman berbelanja. Begitu juga dengan fasilitas layanan kesehatan mengimplementasikan 5S untuk menjaga kebersihan dan efisiensi. Hal ini penting untuk keselamatan pasien dan kualitas perawatan.
Untuk memotivasi pembaca dalam mengimplementasikan 5S,  maka pada  tulisan ini juga diuraikan bagaimana Menyusun Strategi Proses Implementasi, Kendala Umum dan Solusinya dalam Implementasi 5S.
Â
Apa itu 5S?
Istilah 5S adalah sebuah metode yang diterapkan untuk menciptakan tempat kerja yang rapi, bersih, dan produktif. Implementasi 5S akan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), menumbuhkan tanggungjawab pegawai/karyawan dan rasa memiliki di tempat kerja.Â
5S adalah pendekatan yang sederhana untuk meningkatkan visual control di tempat kerja, meningkatkan visibilitas proses, meningkatkan potensi problem solving dan biasanya dijalankan bersamaan dengan praktik-praktik peningkatan K3. Istilah 5S sendiri muncul dari abreviasi lima kata dalam Bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Â SEIRI (Sortir = membuang yang tidak perlu), SEITON (Ditata dengan rapi = menempatkan barang pada tempatnya), SEISO (Bersih dan rapi = menjadikan tempat kerja bersih), SEIKETSU (Standarisasi = menetapkan prosedur 3S) dan SHITSUKE Â (Keberlanjutan = disiplin dari diri sendiri). Â 5S ini merupakan langkah untuk meningkatkan organisasi dan produktivitas tempat kerja.
5S menjadi landasan bagi metode perbaikan lainnya. Sering kali, metode ini diterapkan sebelum sistem yang lebih kompleks diterapkan, dan banyak yang menganggapnya sebagai langkah awal dalam mengubah budaya tempat kerja.
Â
Lima Pilar 5S
Pilar Pertama: SEIRI (Sortir)
Seiri merupakan dasar dari metode 5S. Seiri melibatkan identifikasi dan pembuangan barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Menghilangkan barang-barang yang tidak diperlukan (penyortiran) dimulai dengan peninjauan menyeluruh terhadap semua barang di tempat kerja. Pekerja memisahkan barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan. Mereka menyingkirkan barang apa pun yang tidak diperlukan. Proses ini sering kali mengungkap masalah tersembunyi, misalnya peralatan yang rusak atau material yang sudah ketinggalan zaman. Tim dan Duta 5S menggunakan label merah untuk menandai item yang akan dipindahkan atau dievaluasi.
Menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan akan mendapatkan ruang yang berharga. Hal ini juga memudahkan pencarian dan akses terhadap peralatan dan material penting, sehingga meningkatkan produktivitas. Untuk menyortir secara efektif, Tim dan Duta 5S harus:
1. Tetapkan kriteria yang jelas untuk menyimpan barang
2. Libatkan semua anggota Tim dan Duta 5S dalam prosesnya
3. Bersikaplah tegas dalam menghilangkan sampah
Sesi penyortiran rutin membantu menjaga ruang kerja tetap teratur. Tim dan Duta 5S harus menjadwalkan sesi ini setiap minggu atau bulan untuk memastikan tempat kerja tetap rapi dan efisien.
Pilar Kedua: SEITON (Ditata dengan Rapi)
Seiton adalah menciptakan ruang kerja yang terorganisasi di mana segala sesuatunya memiliki tempat yang ditentukan. Pilar ini berfokus pada penataan barang yang efisien dan manajemen visual untuk meningkatkan produktivitas.
Setiap barang ditempatkan di tempat tertentu berdasarkan seberapa sering digunakan. Peralatan yang sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau, dan barang yang jarang digunakan pada tempat yang sulit dijangkau. Bagian penting dari proses ini adalah penggunaan label dan tanda yang jelas. Ini membantu pekerja menemukan apa yang mereka butuhkan dengan cepat. Kode warna adalah metode lain yang bermanfaat. Kode warna dapat mengelompokkan barang-barang yang serupa atau menunjukkan letak barang-barang tersebut.
Manajemen visual membuat tempat kerja lebih efisien. Manajemen visual menggunakan isyarat visual untuk menyampaikan informasi dengan cepat, mengurangi kesalahan, dan menghemat waktu. Teknik manajemen visual lainnya meliputi:
* Tanda lantai atau jalan untuk menunjukkan jalur pejalan kaki, parkir kendaraan, titik kumpul evakuasi, dll
* Tempat sampah berwarna untuk berbagai jenis bahan
* Tampilan visual instruksi kerja atau aturan keselamatan
Alat bantu visual ini membantu menjaga ketertiban dan meningkatkan efisiensi alur kerja.
Pilar Ketiga: SEISO (Bersih dan rapi)
Seiso fokus pada menjaga tempat kerja tetap bersih dan rapi, yang melibatkan pembersihan ruang kerja dan peralatan secara teratur. Langkah ini lebih dari sekadar merapikan. Pekerja harus membersihkan tempat kerja mereka setiap hari. Pembersihan merupakan bagian penting dari perawatan preventif. Saat pekerja membersihkan, mereka dapat memeriksa tanda-tanda keausan atau kerusakan. Ini membantu mendeteksi masalah sebelum menjadi masalah besar. Misalnya, membersihkan AC dapat mengungkap kebocoran pada evaporator. Mendeteksi kebocoran sejak dini dapat mencegah kerusakan besar di kemudian hari. Pembersihan juga memperpanjang umur peralatan. Debu dan kotoran dapat menyebabkan komponen lebih cepat aus, dan pembersihan rutin membantu mesin bekerja dengan lancar lebih lama.
Pilar Keempat: SEIKETSU (Standarisasi)
Seiketsu dibangun berdasarkan tiga pilar pertama untuk menciptakan perubahan yang langgeng. Standarisasi menetapkan aturan dan harapan yang jelas untuk menjaga tempat kerja yang bersih dan teratur.Â
Bagaimana mengembangkan Prosedur Operasi Standar (SOP)? Â SOP merupakan kunci pilar Standarisasi. Adapun fungsi SOP adalah :
1) menjabarkan cara terbaik untuk melakukan tugas dan menjaga segala sesuatunya tetap teratur.
2) memastikan semua orang mengikuti langkah yang sama, sehingga mengurangi kesalahan dan pemborosan waktu.
SOP yang baik jelas dan mudah diikuti. Untuk membuat SOP:
* Perhatikan bagaimana tugas dilakukan sekarang
* Temukan cara tercepat dan teraman
* Tuliskan setiap langkahnya
* Uji langkah-langkahnya dan perbaiki masalah apa pun
* Melatih pekerja tentang SOP baru
Perbarui SOP saat ditemukan cara yang lebih baik. Ini membantu tempat kerja terus menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Pilar Kelima: SHITSUKE (Keberlanjutan)
Shitsuke atau Sustain adalah langkah terakhir dalam proses 5S. Langkah ini berfokus pada upaya menjaga agar praktik 4S lainnya tetap berjalan dengan baik. Pilar ini bertujuan menjadikan 5S sebagai bagian normal dari pekerjaan sehari-hari.
Â
Membangun Budaya Disiplin
Berkelanjutan berarti menjadikan 5S sebagai kebiasaan. Pekerja harus mengikuti aturan baru tanpa diberi tahu, yang memerlukan waktu dan upaya. Pemimpin harus memberi contoh yang baik dengan mengikuti praktik 5S sendiri.
Pelatihan adalah kuncinya, diawali dengan paparan materi 5S oleh perwakilan divisi secara rutin (mingguan, biasanya akhir pekan/hari Jum'at) membantu pekerja mengingat langkah-langkah 5S. Â Hadiah untuk kebiasaan 5S yang baik dapat meningkatkan moral pekerja. Tim dan Duta 5S harus sering bertemu untuk membahas 5S. Hal ini membuat semua orang memiliki pemahaman yang sama dan menunjukkan bahwa 5S penting bagi tempat kerja.
Â
Menyusun Strategi Proses Implementasi
Setelah penilaian, Tim dan Duta 5S pemeliharaan perlu mengembangkan strategi yang jelas untuk penerapan 5S. Rencana ini harus menguraikan tujuan, jadwal, dan tanggung jawab yang spesifik.
Langkah-langkah utamanya meliputi:
1. Menentukan peran untuk anggota Tim dan Duta 5S
2. Menetapkan target yang terukur
3. Membuat garis waktu untuk setiap fase 5S
4. Mengalokasikan sumber daya untuk perubahan yang diperlukan
Implementasi 5S memerlukan perencanaan untuk memastikan keberhasilan dan melibatkan tindakan konkret untuk masing-masing dari lima langkah:
1. Sortir: Hapus item yang tidak diperlukan dari ruang kerja.
2. Tata Letak: Atur berkas dan peralatan agar mudah diakses.
3. Bersih: Bersihkan area dan jaga kebersihannya.
4. Standarisasi: Buat prosedur untuk mempertahankan 3S pertama.
5. Keberlanjutan : Mempertahankan 4S di atas dan Mengembangkan kebiasaan
untuk menjaga sistem tetap pada tempatnya.
Melibatkan pegawai/karyawan dalam proses tersebut menumbuhkan rasa kepemilikan dan komitmen. Dorong saran untuk perbaikan dan berikan penghargaan kepada anggota Tim dan Duta 5S yang berkontribusi pada upaya 5S.
Rapat dan pembaruan rutin membuat semua orang mendapat informasi tentang kemajuan dan perubahan yang akan datang. Komunikasi berkelanjutan ini membantu menjaga momentum dan antusiasme terhadap sistem 5S.
Â
Kendala Umum dan Solusinya dalam Implementasi 5S
Banyak organisasi atau unit kerja berjuang dengan keterlibatan pegawai/karyawan saat memperkenalkan 5S. Pekerja mungkin menolak perubahan atau gagal melihat manfaat sistem baru. Kurangnya dukungan kepemimpinan yang konsisten juga dapat menghambat kemajuan. Â Keterbatasan waktu sering kali menjadi tantangan. Tugas harian dapat membebani Tim dan Duta 5S pemeliharaan, sehingga hanya menyisakan sedikit waktu untuk aktivitas 5S. Hal ini dapat menyebabkan implementasi yang tidak tuntas atau kembali pada kebiasaan lama.
Pelatihan yang tidak memadai merupakan masalah umum lainnya. Tanpa pendidikan yang tepat, pegawai/karyawan dapat salah memahami prinsip 5S atau mengimplementasikannya secara tidak tepat. Hal ini dapat mengakibatkan praktik yang tidak efektif dan frustrasi.
Keterbatasan anggaran juga dapat menghambat upaya 5S. Solusi penyimpanan dan perlengkapan pembersihan yang tepat memerlukan investasi, yang mungkin enggan dilakukan oleh beberapa organisasi.
Kunci solusi kendala di atas adalah: Pertama komunikasi. Pemimpin harus menjelaskan manfaat 5S dan bagaimana hal itu akan meningkatkan kondisi kerja. Pembaruan rutin tentang kemajuan dapat membantu mempertahankan momentum. Kedua pembentukan Tim dan Duta 5S 5S yang berdedikasi dapat mengatasi kendala waktu. Kelompok ini dapat berfokus pada implementasi dan mendukung anggota pegawai/karyawan lainnya. Menyisihkan waktu khusus untuk aktivitas 5S juga membantu memprioritaskan proses. Ketiga Program pelatihan yang komprehensif sangatlah penting. Program ini harus mencakup teori dan penerapan praktis prinsip-prinsip 5S. Prraktik langsung dapat memperkuat pembelajaran dan membangun kepercayaan diri. Keempat Penilaian rutin dapat mempertahankan keterlibatan semua pegawai. Merayakan keberhasilan, baik besar maupun kecil, mendorong partisipasi dan peningkatan berkelanjutan.
Â
Terminasi
Sebagai penutup yang sangat penting adalah mengukur keberhasilan 5S, yaitu dengan menentukan Indikator Kinerja Utama (KPI). Metrik ini menunjukkan seberapa baik Tim dan Duta 5S mengikuti aturan 5S. KPI yang umum meliputi:
* Menghemat waktu dalam mencari alat
* Mengurangi kecelakaan
* Meningkatkan produktivitas
* Meningkatkan kualitas pekerjaan
Tim dan Duta 5S harus memilih KPI yang sesuai dengan tujuan mereka. Misalnya, satu unit kerja dapat melacak berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menemukan surat tertentu, atau satu kantor dapat mengukur skor kebersihan meja termasuk kerapian dan keindahannya. Sebaiknya mulai dengan beberapa metrik utama. Ini memudahkan untuk fokus pada hal yang paling penting. Seiring berkembangnya sistem 5S, Tim dan Duta 5S dapat menambahkan lebih banyak KPI.
Penilaian oleh Tim dan Duta 5S membantu mempertahankan 5S dari waktu ke waktu, yang harus dilakukan secara berkala (seperti mingguan atau bulanan). Selama penilaian, Tim dan Duta 5S memeriksa setiap tempat kerja / area berdasarkan daftar yang ditetapkan, formulir penilaian yang baik meliputi:
* Skor untuk setiap langkah 5S
* Ruang untuk komentar
* Foto contoh baik dan buruk
* Tindakan untuk perbaikan
Penilaian mendukung peningkatan berkelanjutan dengan menemukan titik lemah dan menunjukkan area mana yang berkinerja baik. Informasi ini membantu Tim dan Duta 5S mengetahui di mana harus memfokuskan upaya mereka. Â Penting untuk membagikan hasil penilaian kepada semua pekerja. Ini membuat semua orang mendapat informasi dan termotivasi untuk mempertahankan kebiasaan 5S yang baik.
5S adalah metode sederhana yang manfaatnya tidak hanya membuat penataan tempat kerja menjadi lebih baik, tetapi juga produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja jadi lebih meningkat.Â
Lakukan tahap persiapan mencakup penyusunan struktur dan prosedur pelaksanaan 5S sebelum kita mengimplementasikannya di tempat kerja. Dokumentasikan keadaan tempat kerja dalam bentuk foto sebelum dan setelah mengimplementasikan 5S, untuk melihat perubahan dan manfaatnya. Bagaimana dengan implementasi 5S di tempat kerja Anda? Apakah 5S sudah membudaya? Sudahkan perusahaan Anda menjadi nomor 1 dalam 5S?
Sekian, Semoga Bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI