Mohon tunggu...
Nelpa Usman
Nelpa Usman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prestasi Anak Dimulai dari Hal yang Disukainya

20 September 2017   12:37 Diperbarui: 20 September 2017   12:46 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BAIK untuk merayakan kesuksesan, tapi adalah penting untuk mengambil pelajaran dari kegagalan. *Bill Gates Keberhasilan sebenarnya adalah apabila anda dihantam hingga bertekuk lutut, tetapi mampu bangkit kembali. (Anonim) "Kunci SUKSES sebenarnya ada didalam DIRI dan PIKIRAN anda, jika anda berpikir SUKSES, maka kesuksesan akan menghampiri anda".

Belajar adalah proses mengisi hati dengan ilmu. Belajar bisa menyenangkan dan bisa juga membosankan. Untuk meningkatkan minat anak untuk belajar adalah mengenali terlebih dahulu hal-hal apa saja yang disukai anak dan ajaklah anak untuk melakukan hal-hal yang disukainya tersebut. Akan lebih baik jika kita mempadukan hal-hal yang disukainya tersebut dengan pendidikan di dalamnya. Ketika anak melakukan hal-hal yang disukainya sebaiknya orangtua tidak banyak melarang jika hal yang disukai anak tersebut tidak melewati batas dan tidak berbahaya bagi si anak. Jika orangtua terlalu banyak melarang apa yang menjadi kesukaan si anak maka itu adalah perilaku yang tidak menyenangkan bagi si anak. Ketika anak melakukan hal yang disukainya, itu menjadi salah satu proses belajar anak untuk mengisi informasi di dalam otak si anak.

Kita juga harus mengetahui apa yang dapat membuat anak tertarik untuk belajar. Semangat anak dalam belajar membutuhkan dorongan yang positif dari orangtua. Cara anak dalam belajar haruslah menyenangkan, karena dengan belajar dalam situasi yang menyenangkan dapat membawa dampak yang positif pada anak untuk belajar. Kemudian anak belajar atas inisiatif dirinya sendiri bukan paksaan dari orangtua ataupun dari orang lain.

Dalam belajar, anak harus terlibat dalam proses pembelajaran. Ketika belajar usahakan si pendidik memperhatikan semua anak didiknya karena ditakutkan akan ada anak yang tidak diperhatikan sehingga membuat si anak menjadi malas belajar karena tidak diperhatikan oleh gurunya atau si pendidik. Anak memerlukan perhatian yang lebih. Keluarga dan orangtua merupakan tempat sekaligus orang pertama yang menjadi salah satu tempat untuk meningkatkan minat atau semangat belajar pada anak. Orangtua juga memegang peranan penting dalam masa tumbuh kembang pada anak. Jika berkomunikasi dengan anak usahakan menggunakan bahasa yang baik penuh kasih sayang dan lemah lembut bukan dengan menggunakan kata yang kasar atau keras kepada anak. Sebisa mungkin orangtua memberikan penghargaan atau reward kepada anak atas prestasi yang ia dapatkan.

Apabila orangtua memberikan penghargaan kepada anak usahakan tidak berlebih-lebihan atau terlalu mewah, usahakan penghargaan yang diberikan orangtua kepada anak dapat menumbuhkan atau meningkatkan motivasi anak dalam belajar.

Hindari memberikan hukuman atau punishment yang melewati batas karena bisa membuat harga diri anak tersebut turun. Salah satu dasar untuk mendorong minat belajar pada anak yaitu dengan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Jika anak memiliki kelemahan terkadang orangtua memberikan perhatian yang lebih besar kepada kelemahannya tersebut seperti memberikan les, sehingga melupakan keunggulan yang dimiliki anak.

Jika anak memiliki keunggulan, usahakan keunggulan tersebut lebih diasah dan dikembangkan bukan dilupakan. Berikanlah pujian yang tulus kepada anak untuk memacu semangat anak dalam belajar. Kemudian berikan ciuman dan pelukan penuh kasih sayang kepada anak, tujuannya agar anak menjadi lebih semangat dalam belajar karena mendapatkan rasa cinta dan kasih dari orangtuanya.

Intinya kerjasama dari berbagai pihak dalam memberikan rasa percaya diri kepada anak, dalam memberikan reward lebih baik pada batas sewajar-wajarnya saja. Apabila berlebihan maka akan menjadi tindakan yang kelewatan memanjakan dan akan berakibat tidak baik pada anak.

Oleh :

FIRLI AGESTI PAGUNA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun