Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nenek Moyang Kita Kanibal?

13 Agustus 2020   16:29 Diperbarui: 13 Agustus 2020   16:26 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"mereka berbadan tegap, tinggi, kuat, menggunakan tombak gigi tonggos"

Dia katanya hampir di makan setelah di tangkap karena di ketahui beberapa waktu yang lalu pernah ada misionaris kristen yang di tangkap dan di makan oleh orang -- orang batak ini tetapi ida selamat -gara -- gara dia melakukan pantomim dan di mengerti komunikasi nya oleh orang -- orang yang menyekap nya ini.

"saya melakukan komunikasi gestur untuk menerangkan bahwa saya sudah tua daging saya sudah alot tidak enak jika di makan"
pantomim ida

Orang pedalaman menjadi tertawa ketika mendengan penjelasan dari ida, kemudian ida juga menyimpulkan bahwa sebenar nya mereka ramah walaupun suka memakan daging manusia pada saat itu juga ida semakin akrab dan di ajak berkeliling sampai di perlihatkan prosesi mutilasi mayat manusia untuk mereka makan selanjut nya.
Ditahun 1844 lagi -- lagi ada temuan di tanah batak dari penelitian yang menyebutkan suku batak memberlakukan hukuman mati untuk orang yang melanggar adat, berzinah,mencuri, atau tawanan musuh yang tidak bisa menebus.

Penelitian juga pernah di lakukan seorang antropolog norway karl borg ketika dia berkunjung ke kalimantan yang di tugaskan oleh pemerintah kolonial untuk meneliti bagaimana kebiasaan orang kalimantan dalam memperlakukan musuh nya. Dia datang ke kalimantan dan meminta izin pada sultan pada waktu itu,

"perjalanan dari kota bangun ke pemukiman tring (suku dayak tring) memakan waktu 4 hari pada waktu itu sultan aji muhammad sulaiman melarang saya untuk pergi kesana"
karl bog

sultan : "mas bog jangan datang kesana biasanya orang asing mereka bunuh lalu di makan"
Bog : "please banget sultan ini tugas"
Sultan : "gini aja mas nya jangan berangkat biar anak buah saya yang berangkat nanti dayak tring nya biar di bawa kesini"

Ternyata orang suruhan sultan tidak pernah kembali mungkin di makan atau tidak memenuhi tugas nya dan kabur. Sultan pun melakukan ekpedisi ke dua dengan mengirimkan orang bugis yang di kenal sebagai prajurit tangguh dan mereka berhasil membawa beberapa orang dayak tring.
Mereka yang di bawa ada 4 perempuan yang salah satunya di klaim sebagai rohaniawan dari suku tring ini. Si pendeta nya ini bersedia untuk di lukis dengan ciri fisik lubang telinga yang panjang bekas tindik seperti itu warna kulit nya lebih terang dari orang dayak yang lain, tidak punya alis, ada tato di paha juga berambut pendek.
Si "ulama" perempuan suku dayak tring ini mengatakan mereka suka memakan daging manusia walaupun di acara -- acara tertentu tetapi mereka suka memakan daging manusia. Bagian yang mereka sukai dari tubuh manusia adalah telapak tangan, lutut (tendon), dahi, otak dan mulut bagian dalam yang menurut mereka bagian paling nikmat. Kurang lebih bagian favorit mereka sama dengan suku batak dan ini juga di bukukan oleh karl dengan judul "The Head Human Of Borneo".

 Kemudian ada peneliti jerman frederick Snichdjer dalam bukunya "Hitstory of Padang Lawas" yang isinya menceritakan bahwa di sumatra pada abad ke 12 ada suku -- suku yang memuja bairawa / shiwa bairawa. Di suku ini lebih kental kanibalisme nya dengan upacara kepercayaan.

"dalam kondisi hidup manusia di taruh di altar kemudian di robek dadanya dan di ambil jantungnya lalu darah nya di kuras dan di simpan di batok kepala lalu si pendeta nya meminum darah itu sampai habis setelah itu baru daging nya di potong -- potong dan di bagikan kepada masyarakat setempat"

Kita beralih ke papua yang kita tahu banyak sekali cerita kanibalisme di sana bahkan sampai di film kan oleh orang barat. Salah satu suku yang terkenal adalah suku korowai mereka suka makan daging manusia khusus nya narapidana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun