Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Nenek Moyang Kita Kanibal?

13 Agustus 2020   16:29 Diperbarui: 13 Agustus 2020   16:26 243 0
Kanibalisme di indonesia

Sebagai suku bangsa, bahasa dan adat istiadat sampai kuliner nya salah satu paling banyak di dunia, Khusus yang kuliner jarang sekali di ketahui bahwa ada kuliner di nusantara ini berbahan dasar daging manusia.Tentu saja ini terjadi di masa lalu khusus nya di suku pedalaman secara historis pernah kuliner berbahan dasar daging manusia ini menjadi menu makanan mereka bahkan tubuh saudara nya bisa saja jadi bahan dasar nya.

Sebelum nya saya tekan kan tulisan ini bukan untuk menghujat nenek moyang ataupun suku tertentu.

Pesan layanan netizen

"Biasanya penulis mengkaji sesuatu itu dari sudut pandang filsafat dan tidak untuk menyimpulkan sesuatu, juga pendekatan filsafat dan sains ini berusaha penulis jabarkan argumen dan bantahan nya di setiap tulisan agar setiap pembaca bisa menyimpulkan sendiri sesuai selera".

Kita mulai dari seorang penjelajah eropa yaitu marcopolo dalam catatan nya dia pernah datang ke indonesia pada abad ke 13 sekitar tahun 1290 an tepat nya di sumatra dia melihat ada sekelompok orang yang sedang makan daging manusia. Memang pada waktu itu di bagian pesisir sumatra sudah banyak yang memeluk ajaran muhammad (islam) katanya tetapi di daerah pedalaman / pegunungan dia bersumpah bahwa dia melihat kanibalisme di sana.

"saya yakin kan anda semua bahwa mereka bahkan menyantap semua sum -- sum dan tulang -- tulang orang itu"
marcopolo

Ini bisa anda temukan dalam buku sumatra tempoe doeloe karya antony ray.
Dalam buku ini juga menyebutkan bahkan kerabat dari orang -- orang sumatra itu pun mereka makan ketika mereka meninggal sampai benar -- benar habis termasuk tulang dan otak nya.

Ada juga kesaksian dari laura reffer setelah membaca berita yang tersebar di eropa mengenai kanibalisme di sumatra dia memutuskan untuk berkunjung ke sumatra bahkan dia sampai menelusur ke danau toba.

"Para tawanan di ikat di batang pohon dan di penggal sekaligus ( bersamaan ) kemudian darah mereka di awet kan kadang di buat semacam puding yang di santap bersama nasi. Bagian tubuh lain juga di bagikan kepada kelompok suku itu. Bagian paling enak menurut mereka adalah telapak tangan, telapak kaki, jantung dan hati"
ida laura reiffer

Ida juga sempat ke wilayah padang dan juga menemukan kanibalisme di sana bahkan pernah di cegat saat kunjungan ke danau toba oleh sekelompok orang batak yang dia gambar kan,

"mereka berbadan tegap, tinggi, kuat, menggunakan tombak gigi tonggos"

Dia katanya hampir di makan setelah di tangkap karena di ketahui beberapa waktu yang lalu pernah ada misionaris kristen yang di tangkap dan di makan oleh orang -- orang batak ini tetapi ida selamat -gara -- gara dia melakukan pantomim dan di mengerti komunikasi nya oleh orang -- orang yang menyekap nya ini.

"saya melakukan komunikasi gestur untuk menerangkan bahwa saya sudah tua daging saya sudah alot tidak enak jika di makan"
pantomim ida

Orang pedalaman menjadi tertawa ketika mendengan penjelasan dari ida, kemudian ida juga menyimpulkan bahwa sebenar nya mereka ramah walaupun suka memakan daging manusia pada saat itu juga ida semakin akrab dan di ajak berkeliling sampai di perlihatkan prosesi mutilasi mayat manusia untuk mereka makan selanjut nya.
Ditahun 1844 lagi -- lagi ada temuan di tanah batak dari penelitian yang menyebutkan suku batak memberlakukan hukuman mati untuk orang yang melanggar adat, berzinah,mencuri, atau tawanan musuh yang tidak bisa menebus.

Penelitian juga pernah di lakukan seorang antropolog norway karl borg ketika dia berkunjung ke kalimantan yang di tugaskan oleh pemerintah kolonial untuk meneliti bagaimana kebiasaan orang kalimantan dalam memperlakukan musuh nya. Dia datang ke kalimantan dan meminta izin pada sultan pada waktu itu,

"perjalanan dari kota bangun ke pemukiman tring (suku dayak tring) memakan waktu 4 hari pada waktu itu sultan aji muhammad sulaiman melarang saya untuk pergi kesana"
karl bog

sultan : "mas bog jangan datang kesana biasanya orang asing mereka bunuh lalu di makan"
Bog : "please banget sultan ini tugas"
Sultan : "gini aja mas nya jangan berangkat biar anak buah saya yang berangkat nanti dayak tring nya biar di bawa kesini"

Ternyata orang suruhan sultan tidak pernah kembali mungkin di makan atau tidak memenuhi tugas nya dan kabur. Sultan pun melakukan ekpedisi ke dua dengan mengirimkan orang bugis yang di kenal sebagai prajurit tangguh dan mereka berhasil membawa beberapa orang dayak tring.
Mereka yang di bawa ada 4 perempuan yang salah satunya di klaim sebagai rohaniawan dari suku tring ini. Si pendeta nya ini bersedia untuk di lukis dengan ciri fisik lubang telinga yang panjang bekas tindik seperti itu warna kulit nya lebih terang dari orang dayak yang lain, tidak punya alis, ada tato di paha juga berambut pendek.
Si "ulama" perempuan suku dayak tring ini mengatakan mereka suka memakan daging manusia walaupun di acara -- acara tertentu tetapi mereka suka memakan daging manusia. Bagian yang mereka sukai dari tubuh manusia adalah telapak tangan, lutut (tendon), dahi, otak dan mulut bagian dalam yang menurut mereka bagian paling nikmat. Kurang lebih bagian favorit mereka sama dengan suku batak dan ini juga di bukukan oleh karl dengan judul "The Head Human Of Borneo".

 Kemudian ada peneliti jerman frederick Snichdjer dalam bukunya "Hitstory of Padang Lawas" yang isinya menceritakan bahwa di sumatra pada abad ke 12 ada suku -- suku yang memuja bairawa / shiwa bairawa. Di suku ini lebih kental kanibalisme nya dengan upacara kepercayaan.

"dalam kondisi hidup manusia di taruh di altar kemudian di robek dadanya dan di ambil jantungnya lalu darah nya di kuras dan di simpan di batok kepala lalu si pendeta nya meminum darah itu sampai habis setelah itu baru daging nya di potong -- potong dan di bagikan kepada masyarakat setempat"

Kita beralih ke papua yang kita tahu banyak sekali cerita kanibalisme di sana bahkan sampai di film kan oleh orang barat. Salah satu suku yang terkenal adalah suku korowai mereka suka makan daging manusia khusus nya narapidana.

"otak nya lebih nikmat di makan selagi hangat dan si eksekutor berhak menyimpan tempurung kepala nya"
Anda bisa baca lebih lanjut mengenai suku ini dalam buku Cannibal Valley.

Tetapi hari suroto peneliti balai arkeologi papua membantah pernyataan buku ini.

"tidak benar mereka (orang papua) itu kanibal, memang mereka suka berperang, saling bunuh bahkan suka memenggal kepala musuh nya untuk di koleksi iitu memang benar tetapi tidak sampai memakan nya"
Hari suroto

Hari juga menambahkan bahwa isu kanibalisme di papua hanya strategi pemasaran buku saja agar laris di pasaran.
Kenapa suku -- suku tertentu di indonesia menjadi kanibal pada waktu itu terlepas dari benar atau tidak nya?

Ada beberapa alasan salah satunya adalah kekurangan makanan dna bagian dari kepercayaan. Salah satu kepercayaan yang terkenal dengan praktek ini adalah jika musuh tertangkap dan dia makan maka kesaktian nya akan berpindah kepadanya yang juga sempat di yakini sumanto pada waktu itu.

Padahal jika melihat data

kulit manusia hanya punya 10.000 kalori
kepala 5000 kalori
lengan atas 7000 kalori
jantung 650 kalori
hati 2000 kalori
paru -- pari 1600 kalori
dan seterusnya

jika di banding dengan binatang memakan manusia itu tidak adakan memenuhi gizi jadi jika masih ada orang yang beralasan memakan daging manusia untuk menambah gizi atau untuk jimat silahkan pikir -- pikir lagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun