Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Namaku Covid, Public Enemy #1 Sejak 2020

27 Juli 2021   18:11 Diperbarui: 30 Juli 2021   21:13 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau bahas pedal gas, maka aku terpaksa harus cerita tentang faktor yang mendorong kenapa kalian harus menekan pedal gas, sekalipun di bawah ancaman ketiadaan rem (ACE2), ingat ya, kan lagi aku bajak.

Part 4 -- Stress System

Stress bisa berasal dari stress fisik dan stress psikis (keduanya termasuk pedal gas). Stress response adalah mekanisme pertahanan tubuh ketika terjadi kondisi stress (usaha untuk menge-rem).

Jika terjadi stress psikis maka organ tubuh yang merespon adalah Hypothalamus-Pitutiary Adrenal Axis (HPA) sedangkan untuk stress fisik maka organ yang merespon adalah system saraf, lewat Sympathetic Adrenal Axis terkoneksi dengan system adrenal juga. Kedua sisi tersebut menghasilkan mediator-mediator. Mediator untuk HPA ada kortisol dan specific receptors di tubuh dan otak.

Respon-respon terhadap stress di tubuh:
-mobilisasi energi
-perubahan metabolisme
-hambatan pencernaan
-gangguan fungsi reproduksi

Respon-respon terhadap stress di otak:
-genomic effect (epigenetic programming) di level DNA dan non genomic effect (immune reactivity) memicu perintah otak untuk mengaktivasi imun.

Yang diharapkan dari input diatas, terjadi perubahan secara fisiologis dan behavioral (perilaku).

Ketika terjadi stress secara fisiologis otak kita akan memerintahkan untuk melakukan tindakan tertentu (perubahan perilaku), contoh seperti orang yang merasa terancam, otak akan menyuruh tubuh untuk bergerak/lari, memicu tekanan darah naik dan distribusi untuk bisa lari tubuh harus bisa mendistribusikan energi ke otot (semua itu kebutuhan=pedal gas). Dalam kondisi tubuh menekan pedal gas, maka ACE2 sebagai rem sangat dibutuhkan. Mekanisme gas dan rem untuk mencapai KESEIMBANGAN (homeostatis) tersebut dinamakan ADAPTASI.

Pada prinsipnya stress itu ada untuk mengubah perilaku. Kalau perilaku kita tetap saja sama, ya bisa diduga apa yang terjadi, mal-adaptasi.

Cara Tubuh Mengatasi Stress
Apapun asal stressnya, baik fisiologis ataupun psikologis, tubuh kita akan mengatasinya dengan dua tangan, system hormonal dan system saraf. Jadi akan diatasi secara fisiologis. Saat stress datang, detak jantung meningkat, aritmea meningkat, insulin resistance, tekanan darah naik, congulation, dll.

Hubungan stress dan RAAS
Ketika terjadi stress, tubuh akan berusaha mengatasi dari dua arah symphatetic menaikkan tekanan darah dari system saraf dan RAAS dari sisi hormonal. Kalau sympathetic nervous system (SNS) naik (karena dua jenis stressor) maka akan terjadi kebutuhan akan kenaikan tekanan darah, maka ginjal akan melepas RAAS. RAAS menimbulkan Ang2, Ang2 adalah gas, maka diperlukan ACE2 sebagai autobrake. Apa yang terjadi jika ACE2 dalam keadaan dibajak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun