Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Namaku Covid, Public Enemy #1 Sejak 2020

27 Juli 2021   18:11 Diperbarui: 30 Juli 2021   21:13 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lakukan cycle ini:
1.    Fasting
2.    Moving
3.    Relaxing
4.    Feeding
5.    Sleeping

Fasting atau Eating?
Obesitas
Dalam kondisi obesitas/menggemuk, terjadi efek dari excess calorie secara negatif (tidak sehat) membuat pembesaran lemak (hypertrophy) karena inflamasi, menyebabkan low grade inflammation dan memicu insulin resistant.

Menggemuk yang sehat adalah memperbanyak sel lemak, bukan memperbesar sel lemak.

Excess calorie menambah akumulasi insulin resistance berujung pada DM.

Makan terus akan meningkatkan gas karena tubuh berusaha melakukan energy expenditure, akhirnya RAAS naik dan SNS naik. Kembali ke prinsip homeostatis, tubuh harus injak rem (mengadakan ACE2) tapi kenyataannya rem blong karena ACE2nya aku bajak.

Jika ACE2 sebagai autobrake RAAS tidak berfungsi, maka kalian punya dua pilihan: terus menerus makan dengan keyakinan makan untuk memperkuat tubuh atau berpuasa. Kalian tahu dong IF (Intermittent Fasting), dengan melakukan IF, kalian telah mencegah diri kalian sendiri dari menginjak gas tanpa ada rem. Dalam situasi rem tidak ada, tentu pilihan yang bijaksana adalah seminimal mungkin menginjak gas. Demikian juga dengan sel imun, macrophage. Ang2 makin naik membuat macrophage menjadi bersifat inflamasi dan macrophagenya membuat sel lemaknya banyak mati.

Intermitten fasting (IF) protocol membuat gas RAAS tidak tinggi sehingga autobrake ACE2 juga rendah. Kalian melakukan energy expenditure, mengurangi lemak, menurunkan gasnya/symphatetic. Otomatis, expressi autobrakenya ikut turun. Makan menyebabkan kita menginjak gas, jika puasa tubuh kalian tidak terpicu untuk menginjak gas. Ang2 minimal, ACE2 juga minimal. Bayangkan kalau ACE2 kalian sedang aku bajak. Kalian perlu ubah gaya hidup yang pro rem/autobrake.

Bagaimana cara mempercepat adaptasi? Pro gas atau pro rem? Kalian yang tentukan. Semakin cepat adaptasi, makin bisa terhindar sytokine storm, makin cepat kalian memproduksi antibody.

Cara yang efektif untuk melakukan coping terhadap virus adalah dengan autophagy.  Jadi jelas ya kunci kesuksesan adaptasi adalah kecepatan respon imun kalian yang didukung oleh autophagy. Autophagy mempercepat penurunan gas (antigen presentasi). Autophagy dapat dicapai melalui fasting (puasa). Jadi silakan dipikirkan, kalau sedang infeksi, lebih baik makan atau puasa/FASTING? Nah para keto warriors melakukan itu, istilahnya fasted exercise.

Kalian ingat-ingat, ketika kalian sedang terinfeksi atau sakit, secara alami kalian akan kehilangan nafsu makan dan bawaannya pengen tidur terus. Semua itu dalam rangka mendukung system rem.

Apakah masih mau memaksa makan? Masih ingat anjuran merem dan mingkem kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun