Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Diabetes, Penyakit atau Nasib?

19 Januari 2019   12:46 Diperbarui: 22 Januari 2019   11:08 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Thinkstockphotos

Di bagian awal sudah disebutkan bahwa penyebab diabetes adalah hormon insulin yang (dianggap) kurang padahal tugasnya sangat penting yaitu mengubah glukosa darah (gula) menjadi energi dan mengubah glukosa menjadi lemak untuk disimpan dalam 'gudang' bagi sisa glukosa yang tidak terserap.

Glukosa darah berasal dari mana?

Dari asupan external yang berasal dari makronutrisi karbo dan dari semua sumbernya seperti beras, ketan, tepung, umbi-umbian, dll.

Siapa yang memasukkan jumlah besar glukosa itu?

Tentu kita sendiri.

Jadi diabetes ini terjadi karena (i) insulin yang kurang jumlahnya atau (ii) glukosa darah yang jumlahnya melampaui batas maksimal yang mampu ditangani oleh hormon insulin?

Jawabannya adalah yang kedua (ii), kurangnya insulin dibanding besarnya jumlah 'sampah' glukosa yang masuk ke darah kita secara terus menerus.

Insulin adalah hormon yang dkeluarkan pankreas dalam jumlah terbatas. Di saat manusia tidak lagi mengerti batas jumlah karbo yang dimakan, maka pertahanan kita hanya tinggal di hormon insulin (baca: mengandalkan insulin).

Ketika mulut terus melahap segala jenis karbo (selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun) dan dengan optimisnya kita berharap pankreas bisa terus menerus memproduksi insulin. Sementara itu pankreasnya sendiri sudah dalam kondisi kepayahan akibat kurangnya oksigen dan mengalami inflamasi akibat tertimbun lemak hasil olahan glukosa lebih.

Kalau begitu, insulinnya atau kita yang salah? Kita sudah tau jawabannya. Kita yang tidak mau membatasi selera, pankreas yang disuruh bertanggung jawab. Cara kerja KFLS yang langsung  menutup keran karbo dan gula ke dalam tubuh adalah tindakan yang paling logis.

Demikian pula halnya KFLS, mengawali tindakan dengan stop akar permasalahan yaitu berhenti mengutamakan makronutrisi karbo dan beralih ke pola makan rendah karbo dan tinggi lemak dan protein.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun