Mohon tunggu...
Neil
Neil Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Politik

Saya tertarik pada topik politik atau hukum, isu-isu berita global, topik public speaking dan debat, serta topik wisata.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perjuangan HAM: Perbandingan Peran dan Pengaruh Kelompok Penekan Madres de la Plaza de Mayo di Argentina vs Amnesty Internasional di Qatar

11 Juni 2025   16:14 Diperbarui: 11 Juni 2025   16:14 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi protes kelompok Madres de la Plaza de Mayo di Argentina (sumber: kompasiana.com)

Apa itu Hak Asasi Manusia (HAM)?

Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki oleh semua orang semata-mata karena ia manusia. Semua manusia memilikinya bukan karena diberikan oleh sesamanya manusia melainkan diberikan Tuhan karena kodratnya sebagai manusia. Dalam buku karya John Locke yang berjudul “The Second Treatise of Civil Government and a Letter Concerning Toleration”, menyatakan sebuah pemikiran bahwa semua individu dikaruniai oleh alam hak yang melekat atas hidup, kebebasan dan kepemilikan, yang merupakan milik mereka sendiri dan tidak dapat dicabut atau diganggu oleh negara. Berarti dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia (HAM) sangat melekat dalam diri setiap individu dan hak tersebut tidak bisa diambil oleh orang lain, bahkan pemerintah. Sesuai dengan dua kasus yang akan dibahas yaitu terkait dengan gerakan yang dilakukan oleh kelompok penekan Madres de la Plaza de Mayo di Argentina vs. Amnesty Internasional di Qatar yang tujuannya sama-sama memperjuangkan keadilan hak asasi manusia.

Latar Belakang Terjadinya Pelanggaran HAM di Argentina dan Qatar

Sejarah mencatat bahwa di negara Argentina telah terjadi rezim militer pelanggaran HAM yang dikuasai oleh Junta Militer pada tahun 1976-1983, yang di mana pelanggarannya termasuk penculikan, penyiksaan, pembunuhan, dan penghilangan paksa terjadi secara sistematis, dan tercatat bahwa korban rezim ini mencapai puluhan ribu orang. Tindakan ini dilakukan oleh rezim militer dengan tujuan menghentikan penyebaran ideologi komunisme khususnya di Amerika Selatan, menjaga keamanan nasional, dan mencegah kelompok subversif yang dianggap menjadi ancaman bagi negara. Di bawah kepemimpinan Presiden Argentina yaitu Jorge Rafael Videla, masyarakat yang menjadi korban dalam rezim ini adalah anggota serikat buruh, kaum muda/pelajar, wartawan, kaum pasifis, para rohaniawan, dan orang-orang lain yang menentang pemerintahan rezim tersebut. Di sisi lain, kasus pelanggaran HAM juga terjadi di negara Qatar pada tahun 2022 silam, ketika Qatar resmi dipilih sebagai tuan rumah piala dunia sepakbola FIFA. Negara Qatar menggunakan jasa para pekerja migran untuk membangun persiapan fasilitas Piala Dunia FIFA tersebut. Fasilitas tersebut di bangun oleh para pekerja migran dalam kondisi yang tidak manusiawi. Mereka tinggal di tempat yang tidak layak, ditipu mengenai upah mereka, dan bekerja dalam kondisi dibawah standar. Para pekerja tersebut tidak diberi hak untuk mengakhiri kontrak mereka sendiri,dan bahkan tidak diizinkan untuk mengunjungi negara asal mereka.

Siapa Saja Kelompok Penekan yang Ikut Menyuarakan Keadilan HAM?

Situasi konflik yang dihadapi negara Argentina saat itu mendorong terbentuknya gerakan kelompok penekan yang diberi nama Madres de la Plaza de Mayo. Orang-orang yang ada dalam gerakan ini adalah ibu-ibu yang anak-anaknya telah menjadi korban dalam rezim militer tersebut. Tujuan utama mereka adalah supaya pemerintah mengembalikan keluarganya yang telah dihilangkan secara paksa oleh negara pada masa itu. Kelompok ini pertama kali melakukan aksi protesnya di tanggal 30 april 1977 di depan alun-alun kota depan Istana Kepresidenan Argentina. Mereka akan berkumpul setiap hari kamis dan berjalan mengelilingi alun-alun tersebut sambil membawa foto serta nama dari anak-anak mereka yang hilang, dan mengenakan kain putih dikepala mereka.  Di sisi lain, merespon pelanggaran HAM di negara Qatar, organisasi Amnesty International turut berpartisipasi untuk melakukan riset lapangan, analisis mendalam, dan pengumpulan bukti yang akurat, serta menyajikan laporan yang kuat dan objektif tentang kondisi HAM di Qatar saat itu, melalui laporan “The Dark Side of Migration” yang telah menarik perhatian dunia.  

Kampanye publik dengan #Boycott Qatar 2022 
Kampanye publik dengan #Boycott Qatar 2022 

Bagaimana Peran dan Upaya yang di Lakukan Oleh Dua Kelompok Tersebut?

Kelompok Madres de la Plaza de Mayo, melakukan beberapa upaya, antara lain:

  • Membangun jaringan advokasi transnasional. Kelompok Madres de la Plaza de Mayo membangun jaringan dengan LSM internasional, seperti Amnesty Internasional, IACHR, International Federation of Human Rights, Lawyers Committee for Human Rights, United Nations (UN).
  • Melakukan publikasi untuk menyebarluaskan kampanye seperti penyebaran pamflet, newsletter, pembuatan petisi dan menyebarkannya melalui surat kabar lalu ditujukan khusus kepada presiden, pengadilan tinggi, perwira militer, hingga pihak Gereja.

Sedangkan kelompok Amnesty Internasional melakukan beberapa upaya:

  • Membuat analisis mendalam mengenai awal mula kasus pelanggaran HAM dan membuatnya dalam laporan berjudul “The Dark Side of Migration”.
  • Amnesty International meminta reformasi sistem kafala Qatar untuk menghasilkan perubahan besar dalam perlindungan hak asasi manusia.
  • Amnesty Internasional juga turut memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat luas mengenai kejamnya pelanggaran HAM yang telah terjadi melalui berbagai media sosial. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat luas bisa lebih paham mengenai pelanggaran hak asasi manusia dilingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun