Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

MUI: Mujahid Papua Dibantai Teroris KKB

7 Desember 2018   18:10 Diperbarui: 7 Desember 2018   18:20 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Teroris KKB (Kredit: jogja.tribunnews.com)

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung". [Al Jumu'ah: 10]

Ajaran dari kitab suci Al Quran mengajarkan manusia untuk berkerja mencari nafkah, demi mendapatkan karunia Allah sebanyak-banyaknya. Ajaran Islam tidak menginginkan manusia diam dan pasrah menunggu rezeki dari Allah. Harus ada usaha dari manusia untuk memperolehnya.

Saat manusia mencari rezeki atau bekerja tentu saja ada risiko pekerjaan yang dihadapi. Baik itu dalam bentuk kesehatan yang menurun, cedera dalam bekerja, atau bahkan risiko meninggal dunia. Lantas apakah yang terjadi apabila seseorang meninggal dunia saat dalam bekerja mencari nafkah untuk diri dan keluarganya? Seperti dalam contoh kasus berita pembunuhan pekerja Jalan Trans Papua oleh KKB yang memakan korban jiwa sebanyak 19 orang.

Ada pernyataan yang menarik dari Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis. Menurutnya, para pekerja tersebut sedang berusaha memperoleh karunia Allah dengan cara mencari nafkah untuk diri dan keluarga mereka. Sehingga para pekerja tersebut statusnya bisa dikatakan seperti mujahid di jalan Allah, sesuai dengan hadis Nabi SAW. Lebih lanjut, KH Cholil mengatakan bahwa pembunuhan oleh kelompok tersebut adalah bentuk dari teror terhadap bangsa Indonesia yang sedang membangun negeri ini, dan mereka lebih pantas disebut teroris.

Sebagai info, menurut Presiden RI Joko Widodo, pembangunan infrastruktur di Papua sangat berat, selain karena medan, geografis, cuaca, dan ketinggiannya mencapai 3 ribu -- 4 ribu meter di atas permukaan laut. Untuk membawa alat berat pun bisa saja harus menggunakan helikopter. Hal ini diperparah dengan kondisi keamanan yang berbahaya di titik-titik tertentu. Ia menambahkan, yang bekerja di sana betul-betul bekerja bertaruh nyawa. Tapi, pembangunan Trans Papua tetap harus diteruskan demi kesejahteraan warga Papua.

Karunia yang dicari lewat bekerja di proyek Trans Papua memang penuh risiko. Tetapi, pembangunan tersebut memiliki tujuan mulia. Tujuan mulia untuk memakmurkan seluruh rakyat Indonesia. Semoga amal dan kerja yang diusahakan diterima di sisi Allah SWT bahkan statusnya seperti mujahid, berjihad di jalan Allah.

Sumber Berita

Republika 

Tribunnews

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun