Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rapid Tes Gagal Global

30 Maret 2020   18:11 Diperbarui: 31 Maret 2020   13:12 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : CNN Indonesia [Ahli AS: Masa Inkubasi Virus Corona Covid-19 Selama 5 Hari]

Fenomena ini dibenarkan oleh Jubir Corona Achmad Yurianto yang mengatakan hampir 80 % pasien positif Covid-19 di Indonesia tidak menunjukkan adanya keluhan kesehatan atau hanya menunjukkan gejala ringan. Kemungkinan besar kelompok yang tidak terkena gejala ini berasal dari kelompok usia muda yang memiliki daya tahan tubuh lebih kuat.

Sumber :  CNN Indonesia [Jubir Sebut Hampir 80 Persen Positif Corona Tanpa Keluhan]

Berdasarkan informasi tersebut, maka kita coba telisik rapid test kit yang digadang-gadangkan dapat dengan segera mendeteksi Covid-19. Rapid test merupakan tes dengan mengambil sampel darah seseorang dan berbasis pengukuran antibodi. Oleh karena itu metode rapid testing hanya dapat digunakan ketika virus telah aktif (sesudah masa inkubasi) dan pada orang yang memiliki gejala seperti Covid-19. Pengecekan melalui antibodi khas Rapid Test tidak menunjukkan eksistensi virus itu sendiri. Maka ketika nanti hasil rapid test dinyatakan negatif, bukan berarti orang tersebut negatif Covid-19.

Hal yang patut jadi perhatian juga adalah pernyataan dari Achmad Yurianto yang menyebutkan 80 % orang positif Covid-19 tidak menunjukkan adanya keluhan kesehatan. Artinya, mutasi virus saat ini tidak menunjukkan adanya gejala. Ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama, antibodi dan virus sama-sama kuat sehingga virus belum mampu menginfeksi tubuh dan menyebabkan virulensi menurun. Kedua, penyebaran virus yang dari tubuh ke tubuh menyebabkan mutasi dan pada akhirnya virus dapat menginfeksi tubuh tanpa teridentifikasi oleh antibodi.

Oleh karena itu, pengecekan virus melalui PCR, meskipun lebih mahal, namun jauh lebih efektif untuk mengecek eksistensi virus di saluran pernafasan. Ibarat kata PCR bagaikan tes kehamilan menggunakan USG, sedangkan Rapid Test menggunakan urin.

Konsultan Genom dari Laboratorium Kalbe turut memperkuat argumen ini, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo menyatakan rapid test virus corona tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Sebab sensitivitas rapid test serologi sekitar 36 persen dari 100 kasus Covid-19. Ketika hasilnya negatif, maka bukan berarti negatif Covid-19.

Rapid Test harus dilakukan secara terbatas. Seperti di bandara ataupun pelabuhan yang tidak memungkinkan seseorang diperiksa langsung ke RS. Ketika hasilnya negatif, pemerintah harus tetap waspada. Sedangkan untuk pasien suspect Covid-19, maka metode yang lebih tepat adalah menggunakan PCR.

Sumber : CNN Indonesia [Ahli Bicara Alat Rapid Test Corona Arahan Jokowi]

Sehingga patutkah kita berfikir bahwa impor 1 juta rapid test hanya akan sia-sia?

Kita tengok saja Italia yang terkena dampak virus corona terbesar setelah China. Tingginya angka penyebaran di sana, menyebabkan ilmuwan harus berpikir keras untuk menanggulanginya. Pemerintah Italia sendiri telah melakukan rapid test ke 148 ribu orang pada 18 Maret 2020 lalu. Namun pada kenyataannya, rapid test tidak dapat secara efektif mendeteksi penyebaran virus corona karena banyak orang yang diperiksa tidak menunjukkan gejala. Kegagalan Rapid Tests di Italy karena virus yang masuk Italia didominasi Pasien Tanpa Gejala (Stealth) sehingga menyebabkan tidak bisa dideteksi dengan Rapid Tests.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun